Penulis
Intisari-Online.com - Menurut survei Demografi dan Kesehatan Nasional Filipina untuk tahun 2017, 9% wanita Filipina yang berusia 15-19 tahun telah melahirkan anak.
Meski turun 1% dari tahun 2013, jumlah ini tetap lebih tinggi dari tingjkat kehamilan remaja di seluruh dunia yang hanya 4,7%.
Hazel Encarnacion (16 tahun) salah satunya, telah mengandung di usia 15 tahun dan kini anaknya berusia 3 bulan.
Hazel mengaku ingin menunda punya anak lagi hingga lima tahun ke depan.
(Baca Juga:Pernah Mimpi Orang yang Telah Meninggal? Ini Artinya!)
Namun, di Filipina, hal itu nyaris tidak akan bisa terjadi.
Filipina adalah negara yang sangat religius dan menentang keras aborsi.
Tidak hanya masalah aborsi saja, bahkan untuk bisa medapat alat kontrasepsi saja mereka kesulitan.
"Aku tidak pernah tahu sebelumnya kalau orang-orang yang belum punya anak boleh memakai alat kontrasepsi," kata Hazel dilansir dari CNN.
(Baca Juga:Coba Rendam Kaki dalam Air Es Selama 15 Detik Setiap Malam, Deretan Manfaat Berikut akan Anda Rasakan!)
Masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang metode keluarga berencana dan pengendalian kelahiran.
Anda bisa dengan mudah menemukan wanita yang punya 10 anak atau lebih di Filipina.
Sekitar 28% wanita di Filipina menikah saat usianya masih sangat muda, di bawah 20 tahun dan mereka tidak punya kontrol kelahiran.
Di lingkungan miskin seperti daerah Tondo, banyak wanita yang terpaksa menggunakan aborsi sebagai alat pengendali populasi.
(Baca Juga:Kepribadian Seseorang Bisa Dilihat dari Bentuk Jempolnya, Yuk Dicek!)
Tondo adalah daerah yang tidak terjangkau pemasaran alat kontrasepsi.
Karena aborsi merupakan tindakan ilegal, wanita yang melakukannya harus secara sembunyi-sembunyi.
Tidak hanya ilegal secara hukum, biasanya sanksi sosial dijatuhkan pada pelaku aborsi.
Presiden Filipina, Duterte tahun 2017 lalu telah meminta bantuan dari LSM setempat untuk melakukan sosialisasi alat kontrasepsi.
Hazel, misalnya, telah memiliki implan alat kontrasepsi yang diberikan secara gratis.
Implan itu akan mencegah pembuahan rahim selama kurang lebih 3 tahun.
Usaha ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di beberapa daerah hingga 13%.
Warga Filipina juga menyambut dengan baik adanya pembagian alat kontrasepsi gratis ini.
(Baca Juga:10 Gaya Kocak dan Nyeleneh Pengendara yang Muatannya 'Overload', Kok Bisa Bawa Barang Sebanyak Itu?)