Find Us On Social Media :

Dilatih dan Dibayar Mahal oleh Amerika Serikat, Manuel Noriega Malah Jadi Agen Ganda

By Ade Sulaeman, Rabu, 7 Maret 2018 | 12:15 WIB

Intisari-Online.com - Operasi CIA ke wilayah Amerika Latin dengan tujuan mencegah beredarnya narkotika sekaligus berkembangnya paham komunis ke AS bukan hanya dilaksanakan oleh para agen CIA tapi juga militer AS.

Salah satu operasi CIA yang kemudian berubah menjadi invasi militer adalah ketika CIA beroperasi di Panama antara tahun 1969-1991.

Tokoh yang kemudian direkrut CIA untuk menggalang kekuatan antikomunis di Panama adalah seorang perwira militer lulusan Akademi Militer Peru, Manuel Antonio Noriega.

Selain memiliki kontak dengan rekan-rekannya di Peru yang berpaham sosialis, Noriega juga merupakan orang kepercayaan pemimpin Panama National Guard, Jenderal Omar Torijos.

(Baca juga: 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Tak Terbayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi)

CIA sendiri memberikan pendidikan khusus kepada Noriega, kursus intelijen dan counterinteligence di School of America, US Army Base, yang berpangkalan di Fort Gulick (1967).

Selain kursus intelijen, Noriega juga mendapat pendidikan taktik perang urat syarat ( psychological operation) di Fort Bragg, North Carolina.

Pendidikan taktik perang urat syaraf ini akhirnya menjadi ironi saat AS, justru menggunakan taktik tempur itu untuk meringkus Noriega.

Oleh CIA, Noriega diandalkan menjadi agen yang bertugas membendung pengaruh komunis dari Kuba dan sekitarnya.

Tak hanya itu, Noriega yang dibayar mahal juga diandalkan untuk membongkar sindikat narkoba yang dipasarkan oleh kartel-kartel narkoba mulai dari Colombia, Nikaragua, dan Panama.

Untuk perannya sebagai antek CIA itu Noriega menerima bayaran lebih dari Rp10 milliar per tahun.

Noriega yang merasa mudah mendapatkan uang lalu malah menggunakan dana itu untuk menjalankan rencananya sendiri yang kemudian menjadi kontra produktif .