Yuk, Mengintip Bagaimana Kehidupan di Giethoorn, Desa Kecil di Belanda yang Tidak Memiliki Jalan

Mentari DP

Penulis

Desa ini terletak di provinsi Overijssel, di timur Belanda.

Intisari-Online.com – Bagi kita yang tinggal di kota besar, jalanan dan gedung bertingkat adalah dua hal yang selalu kita lihat.

Tapi kedua hal itu tidak bisa kita lihat jika kita berkunjung ke desa kecil di Belanda ini.

Sebab, desa ini tidak memiliki jalanan apalagi gedung bertingkat.

Desa apakah itu?

(Baca juga:Unik Sekaligus Menakjubkan, di Desa Ini Penduduk Setempat Tinggal di Bawah Tanah)

(Baca juga:Jangan Berani Macam-macam! Di Desa Ini, Semua Penduduknya Jago Kungfu, Lo)

Dilansir dari dailymail.co.uk, desa itu bernama Giethoorn. Ia terletak di provinsi Overijssel, di timur Belanda.

Desa Giethoorn juga dijuluki kota nelayan sebab desa ini tidak memiliki jalan.

Desa ini berada pusat sistem saluran Overijssel dan berada di sepanjang kanal-kanal. Sehingga rumah warga tidak dapat dijangkau dengan jalan darat.

Kita bisa berkunjung antara satu rumah ke rumah lainnya hanya dengan 180 jembatan yang sudah dibangun atau dengan menggunakan perahu kecil.

Desa ini begitu damai dan memiliki keindahan yang sederhana. Bahkan suara yang paling keras yang bisa kita dengar adalah suara bebek dan burung-burung.

Diketahui nama desa ini didirikan oleh sekelompok pelarian dari wilayah Mediterania sekitar tahun 1230.

Lalu desa ini menjadi terkenal pada tahun 1958 saat ditampilkan dalam film Fanfare, yang dibuat oleh pembuat film Belanda, Bert Haanstra.

(Baca juga:Desa Toleransi yang Menggetarkan Hati di Timur Jawa: Kaum Muslim, Kristen, dan Hindu Bersatu Padu)

Cara terbaik untuk menjelajahi desa Giethoorn dan segudang kanal adalah dengan bergabung dengan kapal pesiar kanal.

Guide lokal dapat memandu kita melewati tempat ini dan menunjukkan tempat yang paling penting di desa yang sepi ini.

Walau sangat sederhana dan jauh dari kata modern popularitas Giethoorn meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Tak heran Giethoorn adalah objek wisata yang populer dan telah diberi julukan Venesia dari Belanda.

Saat ini, desa ini memiliki populasi sekitar 2.600 orang yang sudah memiliki rumah kepulauan pribadi mereka sendiri.

(Baca juga:Surga Para Bebek: Desa di Pulau Laut Tengah Ini Menawarkan Pemandangan Unik dan Beda dari yang Lain!)

Artikel Terkait