Intisari-Online.com -Bukan lantaran keelokannya, desa kecil di China, Qingyang, terkenal dan menjadi pembicaraan banyak orang karena penduduknya. Dari 367 kepala keluarga yang tinggal di desa yang terletak tak jauh dari kota Chongqing ini, terdapat 39 pasangan kembar.
Usut punya usut, di desa itu masih hidup pasangan kembar tertua berusia 89 tahun.
Fenomena desa dengan pasangan kembar terbanyak memang bukan monopoli Qingyang saja. Di sebuah desa di Provinsi Hubei yang didominasi pegunungan, bernama Banshang, juga terdapat banyak pasangan kembar—meski tak sebanyak di Qingyang: 16 pasangan kembar. Menurut harian Chutian Metropolis Daily, angka kelahiran bayi kembar ini bahkan 12 kali lebih besar dibanding tempat manapun di dunia.
Warga desa Banshang menyakini banyaknya pasangan kembar di desa itu terkait dengan air sumur yang diminum para perempuan desa yang memberi mereka kesuburan lebih. Dari ke-16 kembar di desa Banshang, sembilan pasangan adalah kembar perempuan, empat kembar laki-laki dan sisanya kembar berbeda jenis kelamin.
Pasangan kembar tertua berusia 51 tahun dan yang paling muda baru berusia lima tahun. Ternyata kondisi ini cukup merepotkan para tetangga dan orangtua puluhan pasangan kembar ini. “Kami pernah memandikan bayi yang sama dua kali,” kata Chen Mingyuan, yang memiliki putri kembar.
Kebanyakan saudara kembar di desa ini lahir pada 1980-an saat sebagian besar warga desa masih menggunakan air sumur sebagai air minum. Sejak warga desa menggunakan air leding sekitar satu dekade lalu, hanya terjadi dua pasang anak kembar yang lahir di desa itu. Namun, sebagian warga desa menduga fenomena kembar ini terkait faktor genetika karena sebagian besar warga desa itu berasal dari keluarga chen, Shen dan Jiang.(Kompas.com)