Find Us On Social Media :

Bagi yang Sedang Bahagia-bahagianya dengan Pasangan, Hati-hati Beberapa Profesi Ini Rawan Timbulkan Perceraian

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 27 Februari 2018 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com - Salah memang selalu menghinggapi setiap perkawinan, di mana pun, kapan pun dan siapa pun.

Kalau pun ada hal yang berbeda adalah cara masing-masing pasangan dalam menghadapi masalah tersebut.

Uniknya, terlepas dari lokasi, usia, maupun suku bangsa, sebuah penelitian mengungkap tentang keberadaan orang-orang dengan sejumlah profesi yang rentang mengalami perceraian.

Berdasarkan sensus yang dilansir Zippia, mereka yang bekerja dalam bidang tertentu, rawan mengalami perceraian, khususnya saat memasuki usia 30 tahun.

Baca Juga: 

Baca Juga: 

1. Militer

Tingkat perceraian tertinggi dimiliki oleh mereka yang berprofesi dalam bidang militer dengan persentase 30 persen. 

Profesi tersebut meliputi operasi terdepan, dan tugas mengkoordinasikan kegiatan personel militer.

2. Bidang militer yang berkaitan dengan operasi taktis militer dan senjata udara. 

Dari semua profesi, mereka yang bekerja di bidang militer memiliki kemungkinan terbesar untuk mengalami perceraian pada usia 30 tahun. 

Disebutkan, perceraian biasanya terjadi saat seseorang memasuki usia antara 30-40 tahun. 

Mereka yang bekerja dalam bidang pelayanan seringkali bertemu dengan situasi unik yang mempengaruhi kehidupan pribadi mereka. 

Berdasarkan riset yang diterbitkan  the Journal of Population Economics, profesi yang berkaitan dengan bidang militer memiliki efek mendalam pada pernikahan.

3. Angkatan Laut

Berdasarkan data Armed Forces Health Surveillance Branch, angkatan laut berisiko mengalami perceraian hingga 12,52 persen.

Baca Juga:

Baca Juga: 

Sementara itu, marinir menduduki persentase hingga 8,9 persen, angkatan darat mencapai 8,48 persen dan angkatan udara menduduki mencapai 14,6 persen. 

Masalah kesehatan mental menambah ketegangan pada pernikahan. 

Bahkan, para ahli melaporkan, faktor tersebut telah mengakibatkan 20 persen veteran Irak dan Afganistan melaporkan adanya gangguan stres dan depresi pasca trauma. 

4. Militer non-aktif

Riset lain dari Military.com -laman tentang profesi militer - menemukan fakta, anggota militer non aktif pun mengalami masalah dalam pernikahan.

Ini bisa diakibatkan oleh pernikahan yang terlalu muda dan terlalu sering berpindah-pindah. 

Namun, berdasarkan laporan CNN tahun 2015, tingkat perceraian tertinggi di Indonesia justru disebabkan oleh kekerasan terhadap perempuan. 

Komisiones Komnas Perempuan Indonesia mengungkap data, total kekerasan terhadap perempuan selama 2014 mencapai 293.220 kasus.

Kasus terbanyak yang diproses di pengadilan agama adalah gugat cerai (kekerasan rumah tangga) sebanyak 240.828 kasus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com (27/2) oleh Ariska Puspita Anggraini dengan judul "Profesi Rawan Perceraian, Apa Saja?"

Baca Juga: