Find Us On Social Media :

Lebanon dan Israel ‘Rebutan’ Ladang Minyak, Jenderal Lebanon: Kami Siapkan Semua Metode untuk Hadapi Israel

By Ade Sulaeman, Selasa, 20 Februari 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Angkatan bersenjata Lebanon menyatakan kesiapannya untuk menghadapi agresi Israel dengan cara apapun jika diperlukan.

"Saya memastikan penolakan kami atas gangguan Israel terhadap kedaulatan Lebanon," kata panglima militer Lebanon Jenderal Joseph Aoun.

"Militer akan menggunakan semua metode yang ada untuk menghadapi agresi Israel, apapun risikonya," tambah Aoun.

Awal bulan ini, pemerintah Lebanon meneken kontrak pertama eksplorasi dua ladang gas dan minyak di perairannya.

(Baca juga: Tragisnya Kisah Hidup Collen Stan, Ia Diculik, Diperkosa, dan Disekap dalam Peti Mati Selama 7 Tahun)

Salah satu kesepakatan itu adalah hak eksplorasi apa yang disebut sebagai Blok 9, sebuah kawasan segi tiga seluas 860 kilometer persegi yang diklaim Israel sebagai wilayahnya.

Menhan Israel Avigdor Liberman menggambarkan langkah yang diambil pemerintah Lebanon itu sebagai sebuah keputusan yang "amat provokatif".

Lieberman menegaskan, wilayah yang disebut sebagai Blok 9 itu berada di dalam kedaulatan Israel.

Saat Israel berusaha menegaskan haknya atas kawasan kaya sumber daya alam itu, beberapa konsorsium perusahaan energi dari Italia, Perancis, dan Rusia sudah mendapat izin dari Beirut untuk melakukan eksplorasi.

Bahkan, pekan lalu pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah menegaskan kesiapannya menyerang operasi minyak dan gas Israel di cekungan Levant di lepas pantai Laut Tengah jika diperintahkan Dewan Keamanan Leabanon.

Di tengah ketegangan yang memuncak ini AS mencoba menengahi dan masalah itu juga dibicarakan Menlu AS Rex Tillerson saat berkunjung ke Lebanon pekan lalu.

Namun, Hezbollah menolak semua usulan yang diajukan AS dan menegaskan bahwa kekayaan minyak di Blok 9 adalah untuk rakyat Lebanon.

Konflik besar terakhir antara Lebanon dan Israel pecah pada 2006 yang kemudian dikenal sebagai Perang Lebanon II atau Perang Juli.

Konflik itu berlangsung 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata yang disponsori PBB setelah menewaskan 1.191 rakyat Lebanon dan melukai 4.400 orang lainnya.

Selain itu, sedikitnya 900.000 orang warga Lebanon mengungsi untuk menghindari baku tembak.

Sementara, menurut sejumlah laporan, korban tewas di pihak Israel kurang dari 200 orang, yang sebagian besar adalah para prajurit yang bertempur. (Ervan Hardoko)

(Baca juga: Bikin Ngakak! Editan Photoshop Terhadap Pasangan Ini Sungguh Kelewat Batas!)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Panglima AD Lebanon: Kami Siap Hadapi Agresi Israel