Penulis
Intisari-Online.com-Di tengah modernitas di bidang hiburan, wayang orang Sriwedari masih mampu mempertahankan eksistensinya.
Kompleks Sriwedari, sebuah kompleks bersejarah di tengah kota Solo, menjadi saksi perjuangan para pegiat budaya untuk mempertahankan warisan tradisi yang dulu pernah begitu digemari masyarakat.
Seiring dengan perubahan jaman, eksistensi wayang orang Sriwedari pun menghadapi banyak tantangan dan halangan.
Pasang surut mewarnai perjalanan para pegiat budaya untuk mempertahankan warisan adiluhung ini.
Baca Juga:HIV Belum Ada Apa-apanya, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia
Baca Juga:Aksi Dopper Pasukan Elit TNI Ternyata Tak Cuma Menyeramkan, Tapi Juga ‘Menjijikan’, Ini Ceritanya
Usaha ini nampaknya tidak sia-sia, Agus Prasetyo, kordinator pertunjukan wayang orang Sriwedari, menyebut minat warga untuk menyaksikan pagelaran wayang orang semakin meningkat.
Lantas, bagaimanakah awal mula perjalanan wayang orang Sriwedari hingga mampu bertahan di tengah gempuran modernitas saat ini?
Berdasarkan penuturan Agus Prasetyo, awal mula pementasan wayang orang ini berawal dari dalam istana Mangkunegaran.
Namun, karena krisis ekonomi saat pemerintahan raja Mangkunegara ke VI, semua pemain wayang terpaksa dipensiunkan.
Sejak saat itulah, para pemain wayang membentuk kelompok dan melakukan pementasan dari kampung ke kampung.
Hingga, seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Gan Kam, melihat fenomena ini sebagai peluang bisnis.
Gan Kam pun merekrut mantan pemain wayang orang dari Kraton Mangkunegaran menjadi sebuah grup.
Kemudian dia membentuk pementasan dengan panggung ala opera barat, serta menarik bayaran dari para penontonya.
Pertunjukan wayang orang gagasan Gan Kam ini pun semakin memasyarakat.
Hingga di akhir tahun 1895, Pakubuwono X memberikan 'Kebon Rojo' atau kawasan Sriwedari - yang pada saat itu tempat rekreasi sang raja - sebagai tempat pertunjukan wayang orang.
Baca Juga:Kedai Kopi Johny Ini Jadi Langganan Hotman Paris Hingga Ketua MPR. Apa Istimewanya?
Sambutan yang hangat atas hadirnya wayang orang ini akhirnya membuat banyak para seniman membentuk berbagai kelompok wayang, mulai dari Jawa Timur hingga Jakarta.
Bahkan, pertunjukan wayang orang ini berhasil memunculkan beberapa bintang panggung seperti Rusman, Darsi, dan Soerono.
"Bisa dibilang Wayang Orang Sriwedari ini adalah pelopor pertunjukan wayang orang. Sekarang kami punya sekitar 80 orang pemain yang didominasi pemain muda," tambah Agus.
Pada era Soekarno, wayang orang Sriwedari sempat dipertontonkan di istana negara sebagai pertujukan tamu negara saat itu.
Dan setelah sempat sepi dari pengunjung, justru di era serba digital ini orang merindukan kembali kehadirannya.
Terbukti dari makin banyaknya penonton muda yang menghadiri pertunjukkan dari waktu ke waktu.
(Artikel ini telah tayang di kompas.com 19 Februari 2018 oleh Ariska Puspita Anggraini dengan judul asli “Bermula dari era Mangkunegaran VI, Begini Kisah Wayang Orang Sriwedari")
Baca Juga:Menyeramkan! Beginilah Penjara Phu Quoc Vietnam yang Tidak Manusiawi