Penulis
Intisari-Online.com - Ryder, anak laki-laki asal Pittsburgh, Pennsylvania, AS, didiagnosis menderita malformasi getah bening.
Penyakit tersebut menyerang satu dari 50.000 orang di seluruh dunia.
Dilansir dari Metro.co.uk (16/02) penyakit itu menyebabkan pembengkakan di sekitar wajah, leher, tenggorokan, dan punggung Ryder.
Ryder lahir melalui operasi caesar darurat lima minggu lebih awal karena wajahnya berdarah begitu banyak saat berada di rahim.
BACA JUGA:Tinggal di Kolong Rumah, Sitti Hanya Mampu Suapi Anaknya yang Masih Balita dengan Nasi dan Garam
Dokter yang menangani kelahirannya tidak yakin dia akan bertahan lebih dari beberapa jam setelah kelahirannya karena komplikasi penyakitnya yang parah.
Dia membutuhkan 20 menit CPR setelah dilahirkan, dokter juga melakukan prosedur operasi untuk membuat lubang melalui leher ke tenggorokan agar dia dapat bernafas.
"Kami tahu ada yang tidak beres sebelum dia lahir dari ultrasound dan pemindaian MRI, tapi saat dia terlahir wajahnya jauh lebih besar dari bagian tubuhnya yang lain," ujar ibunya.
"Dia lahir tanpa detak jantung, butuh 20 menit CPR dan intubasi untuk membuatnya tetap hidup."
Ibunya, Emily Hamrick (35) mengatakan kondisi putranya membuat kepalanya membengkak karena kista yang tak terhitung jumlahnya dan terus tumbuh.
Setelah prosedur rutin untuk mengangkat amandelnya empat tahun yang lalu, dia mengembangkan stenosis faring, yang menyebabkan tenggorokannya mengencang dan menutup.
Pembukaan tenggorokannya yang seukuran penghapus pensil yang menutup, memerlukan prosedur rutin setiap enam minggu untuk membantunya bernapas, berkomunikasi dan makan.
Sampai saat ini, anak berusia tujuh tahun yang pemberani itu telah menjalani 150 prosedur pembedahan.
Operasi tersebut dilakukan untuk mengangkat kista, menghilangkan jaringan parut, mengatasi masalah pernapasannya dan membuka kembali tenggorokannya.
Sang ibu sekarang sedang melakukan penggalangan dana untuk dapat melakukan operasi perintis yang memungkinkan anaknya untuk hidup.
Ryder akan menjadi salah satu manusia pertama yang menjalani operasi ini, dan jika berhasil, itu bisa menjadi solusi masalah THT di seluruh dunia