Find Us On Social Media :

Sama-sama Berpatokan pada Bulan, Tahun Baru China dan Islam Kok Bisa Beda?

By Yoyok Prima Maulana, Kamis, 15 Februari 2018 | 18:30 WIB

Intisari-online.com - Sistem penanggalan Tionghoa dan Islam sama-sama menggunakan bulan sebagai dasar perhitungannya.

Namun, tahun baru kedua sistem penanggalan itu ternyata jatuh pada waktu yang jauh berbeda.

Jika Tahun Baru Imlek tahun 2018 jatuh pada Jumat (16/2/2018) ini, Tahun Baru Islam atau Hijriah baru akan jatuh pada 11 September 2018 mendatang.

Beberapa orang mungkin sekadar menjawab bahwa itu terjadi karena perbedaan titik tolak antara dua sistem penanggalan tersebut.

BACA JUGA: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur

Titik tolak penanggalan Tionghoa adalah milenium 3 sebelum Masehi (SM), masa Kaisar Huang Di, antara tahun 2698 SM dan 2599 SM.

Sementara itu, titik tolak penanggalan Islam adalah hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Namun, sebenarnya, penyebab perbedaan waktu jatuhnya tahun baru Tionghoa dan Islam lebih dari itu.

Coba cermati. Tahun baru Imlek selalu jatuh pada waktu yang hampir bersamaan tiap tahunnya, antara Januari dan Februari.

BACA JUGA: Centang Biru WhatsApp Dimatikan, Begini Cara Mudah Tahu Pesan Kita Telah Dibaca

Sementara itu, tahun baru Islam sangat tidak menentu. Kadang saat musim kemarau, kadang musim hujan.

Mengapa bisa demikian?

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, dan dosen astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Hakim L Malasan, mengatakan, walaupun sama-sama memakai bulan sebagai patokan, ada perbedaan dalam perhitungan kalender Tionghoa dan Islam.