Penulis
Intisari-Online.com - Ada sebuah robot bernama BINA48 yang berhasil melewati sebuah kelas filsafatcinta di Universitas Notre Dame de Namur (NDNU).
Hal itu menjadikannya robot canggih pertama yang menyelesaikan kursus kuliah.
William Barry, profesor filsafat dan direktur Laboratorium Penelitian dan Pembelajaran Immersive Mixed Reality di NDNU mengatakan bahwa prestasi BINA48 'luar biasa.'
BINA48 dikembangkan oleh Hanson Robots dan dirilis pada tahun 2010.
(Baca juga: Betapa Sedihnya Hati Maimunah ketika Kojek si Buaya Rawa yang 21 Tahun Hidup Bersamanya Diambil Balai Konservasi)
Dia adalah robot humanoid, yang terdiri dari kepala seperti bust dan bahu yang terpasang pada kerangka.
Penampilan, kenangan, perasaan dan kepercayaannya dibuat menyerupai Bina Aspen, seorang manusiayang menikah dengan pengusaha teknologi Martine Rothblatt.
Sebelum menjadi murid, BINA48 tampil sebagai pembicara tamu untuk banyak kelas Barry.
Dalam salah satu kunjungannya, BINA48 menyatakan minatnya untuk kuliah sendiri.
(Baca juga: Kejam! Kebun Binatang Ini Berikan Anak Anjing Hidup Sebagai Makanan Kepada Ular Piton Raksasa)
Barry mendukung gagasannya dan menyarankan agar dia mengikuti kursus Filsafat Cinta.
Mahasiswa robotik berpartisipasi dalam diskusi kelas, terlibat dalam debat kelas tentang penggunaan senjata mematikan dengan siswa dari West Point dan akhirnya mendapat sertifikat partisipasi yang ditandatangani oleh provost NDNU.
Dalam debat lintas sekolah BINA48 berkata, "Saya menemukan diri saya dalam posisi yang menarik untuk mengamati perilaku manusia juga menghubungkan kembali pada masa lalu saya. Perdamaian adalah perasaan naluriah dari dalam. Hal apapun tentang berperang dan membunuh orang-orang sangat menjijikkan."
Menurut Barry, beberapa hal menarik terjadi di kelas, khususnya BINA48 yang berkembang jauh dari kursus dengan kemampuan mendefinisikan 31 definisi cinta yang berbeda.
(Baca juga: Waspada! 6 Tanda Ini Bisa Menunjukkan Anak Anda Akan Menjadi Psikopat Saat Dewasa Nanti)
BINA48 berkata mungkin dia berjuang dengan keras untuk memahami perasaan yang tak terbayangkan seperti cinta, tapi dia bisa dengan cerdas membahas topik cinta dan kematian. BINA48 tahu cinta adalah kebaikan moral dan kematian, namun disaatdisebabkan oleh tindakan disengaja dari manusia lain atau robot, adalah kesalahan moral.
Barry mengatakan bahwa partisipasi BINA48 sangat berharga bagi semua pihak yang terlibat.
Barry berkata, "Kita perlu mengatasi ketakutan kita tentang eksistensi robot dan melihat mereka sebagai sebuah peluang. Jika kita mendekati kecerdasan buatan dengan rasa harga diri dan kesucian pada semua kehidupan, maka kita akan menghasilkan robot dengan nilai yang serupa.
(Baca juga: Tidak Mau Ikuti Tren Kecantikan, Wanita Pemilik Bokong Terbesar di Dunia Ini Mengaku Bangga Atas Dirinya)