Menurut Studi Genetika, Beberapa Gen Justru Hidup Lagi setelah Kita Mati

Moh Habib Asyhad

Penulis

Menurut sebuah riset yang terbit di sebuah jurnal Januari lalu soal apa yang terjadi setelah kematian, dalam sudut pandang biologi molekular, beberapa gen justru hidup lagi setelah mati.

Intisari-Online.com -Berbeda dengan agama, teori genetika punya jawaban sendiri soal rahasia setelah kematian.

Menurut sebuah riset yang terbit di sebuah jurnal Januari lalu, dalam sudut pandang biologi molekular, beberapa gen justru hidup lagi setelah mati.

Penelitian itu dicetuskan oleh dua orang “gila”, Peter Noble dan Alex Pozhitkov, dari University of Washington.

Keduanya melakukan penelitian aktivitas genetik pada ikan dan tikus putih 2-4 hari setelah kematian.

(Mulai Terkuak, Bukti Ilmiah Adanya Kehidupan Setelah Kematian)

Aktivitas mRNA, materi genetik yang bertanggung jawab dalam proses transkripsi protein, secara umum turun drastis setelah kematian.

Namun, aktivitas mRNA yang terkait dengan 548 gen zebrafish dan 515 gen tikus putih justru mencapai puncak segera setelah kematian.

“Yang mengejutkan adalah, gen yang berperan untuk perkembangan embrio justru hidup lagi setelah mati,” kata Noble seperti dikutip Sciencemag.org beberapa waktu lalu.

Ia tak tahu pasti alasan di balik keanehan itu. Namun, ia menduga, kondisi lingkungan pasca-kematian sel menyerupai kondisi masa embrio.

Akibatnya, gen perkembangan hidup lagi.

Sejumlah gen yang memicu kanker juga aktif. Itu bisa menjelaskan mengapa orang yang menerima organ dari donor yang telah meninggal punya risiko kanker lebih tinggi.

(Baca juga:Mengejutkan! Setelah 'Dikremasi', Tiba-tiba Pria Ini Hidup Lagi dan Kembali Pada Keluarganya)

Sementara itu, Ashim Malhotra dari Pacific University di Oregon mengatakan, studi dalam bidang ini amat jarang padahal punya manfaat.

“Penting untuk memahami apa yang terjadi pada organ setelah manusia mati, terutama kalau kita berniat memakai organnya,” katanya.

“Pendekatan tim studi dengan mengukur aktivitas gen ini bisa menjadi alat untuk mengukur kualitas organ donor.”

Ke depannya, studi ini dianggap akan mempunya peran sentral bagi studi forensik.

Inti dari studi ini, ujar Noble, adalah kita bisa mendapatkan informasi tentang kehidupan dengan mempelajari kematian.

(Baca juga:Ngeri! Tiga Ekor Ular Kobra dengan Bisa yang Sangat Mematikan Ditemukan di Dalam Kaleng Kentang)

Artikel Terkait