Penulis
Intisari-Online.com -Para arkeolog di Israel baru saja mengumumkan penemuan sebuah kolam besar berusia 1.500 tahun dan air mancur rumit di lokasi sebuah gereja kuno di Yerusalem.
Kolam tersebut, disebut sebagai bagian dari simtem kolam di Taman Ein Hanniya yang ditemukan antara 2012 – 2016.
Dibangun di era Bizantium, kolam-kolam tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-4 dan abad ke-6 Masehi.
Artefak lain yang ditemukan di situs itu mencakup koin perak langka dari abad ke-4 SM dan sebuah kapital kuno, atau bagian dari sebuah pilar.
Para ahli mengatakan, kapital itu dari struktur kerajaan dari periode Bait Suci antara tahun 960 SM – 586 SM.
(Baca juga:Tebang Pohon Durian, Nenek 92 Tahun Dipenjara: Jangan Sidang Aku Lagi Pak Hakim, Aku Sudah Lelah)
Dari sekian penemuan, penemuan kolam disebut paling banyak menghasilkan desas-desus.
“Penemuan paling signifikan dalam penggalian adalah kolam yang besar dan mengesankan dari periode Bizantium,” ujar Irina Zilberbod, direktur penggalian Otoritas Barang Antik Israel.
“Kolam ini dibangun di tengah kompleks yang luas di kaki sebuah gereja yang pernah berdiri di sini. Koridor beratap dipasang di sekitar kolam yang memberi akses ke tempat hunian.”
Lepas dari itu, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang kolam misterius ini.
“Sulit untuk tahu, apa guna kolam ini—apakah untuk irigasi, mencuci, lansekap, atau mungkin sebagai bagian dari upacara pembaptisan,” tambah Zilberbod.
Air kolam itu, lanjutnya, terkuras oleh melalui sebuah saluran yang menuju air mancur.
Air mancur itu, yang berupa monumen yang dihiasi sosok nimfa, disebut sebagai yang pertama dari jenisnya di Israel.
Dalam mitologi Yunani, nimfa—atau nimfe—merupakan salah satu jenis makhluk legendaris yang berwujud perempuan dan diasosiasikan dengan lokasi dan tempat tertentu. Dalam istilah Indonesia mungkin semacam dayang.
Beberapa pakar telah berusaha mengembalikan fungsi sistem air purba itu, dan berhasil.
Koin, tembikar, dan kaca yang ditemukan di Ein Hanniya menunjukkan bahwa lokasi situs ini merupakan tempat diadakannya beragam kegiatan antara abad ke-4 dan abad ke-6.
Situs ini juga dikaitkan dengan salah satu poin dalam Perjanjian Baru tentang sebuah konversi sida-sida Etiopia menjadi pengikut Kristen oleh Santo Filipus si Evangelist.
“Kami percaya bahwa beberapa pakar Kristen awal mengidentifikasi Ein Hanniya sebagai situs di mana sida-sida Etiopia dibaptis, seperti dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 8:26-40,” ujar arkeolog lokal Dr. Yuval Baruch.
(Baca juga:Inilah Daftar 7 Kota Paling Layak Huni di Indonesia! Adakah Kota yang Anda Tinggali?)
Bagaimanapun juga, ia melanjutkan, “Pembaptisan sida-sida Etiopia oleh Santo Filipus merupakan salah satu peristiwa penting dalam penyebaran Kristen.”
Sebagian situs tersebut, sebut Baruch, masih dimiliki oleh orang Kristen dan merupakan bagian penting dari upacara keagamaan Gereja Armenia dan Gereja Etiopia.
Para arkeolog juga berpikir, sebelum era Bizantium, Ein Hanniya mungkin jadi bagian kerajaan saat Bait Suci, sebagaimana dibuktikan dengan ditemukannya balok-balok.
Lepas dari itu, situs tersebut adalah salah satu dari sejumlah lokasi arkeologis menakjubkan yang ditemukan di Israel, yang sebagian besar menjelaskan kekristenan awal.
Tahun lalu, misalnya, para arkeolog menemukan mosaik Kristen berusia 1.500 tahun menakjubkan yang dulunya adalah sebuah gereja atau vihara di kota kuno Ashdod-Yam.
(Baca juga:Inilah Skill Istimewa Paskhas yang Tak Dimiliki Pasukan Elite Lain, Tentara Australia Sampai Segan)
Masih pada 2017 lalu, sebuah prasasti Yunani kuno ditemukan di lantai mosaik 1.500 tahun di dekat Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem.
Prasasti itu menyebut Kaisar Bizantium Justinianus yang memerintah pada abad ke-6 Masehi, juga memperingati berdirinya bangunan tersebut seorang imam bernama Constantine.
Pada 2015, sebuah gereja berusia 1.500 tahun ditemukan di sebuah tempat peristirahatan era Bizantium antara Tel Aviv dan Yerusalem.
Pada 2014, sisa-sisa gereja lain dari periode yang sama ditemukan di Israel selatan.
Para ahli juga percaya bahwa mereka telah menemukan kota Romawi yang hilang bernama Julias, yang dulunya adalah desa Betsaida yang merupakan rumah bagi para rasul Kristus seperti Petrus, Andreas, dan Filipus.
(Baca juga:Prajurit TNI Angkatan Laut, Naik Pangkat Bukannya Diberi Bingkisan Malah Disemprot Air)