Penulis
Intisari-Online.com -Personel TNI AL merupakan pasukan bahari yang sangat akrab dengan lautan. Kariernya banyak ditentukan oleh pengabdiannya di kapal-kapal perang.
Bertugas di kapal perang selama berbulan-bulan merupakan hal biasa bagi para personel AL sehingga ketika mereka sudah turun ke daratan cara jalannya jadi bergoyang.
“Jalan bergoyang” ketika berada di darat seperti saat berjalan di atas geladak kapal perang itu bisa terjadi karena pengaruh kehidupan yang cukup lama di kapal.
Ketika kapal-kapal perang berada di laut kondisinya selalu terombang-ambing ombak sehingga jarang sekali geladak kapal dalam kondisi tenang.
Meskipun para personel AL sudah terbiasa hidup di kapal perang tidak semua personel kebal terhadap ancaman mabuk laut.
(Baca juga:Operasi Babilon, Serangan Udara Israel Paling Spektakuler yang Sukses Menghancurkan Reaktor Nuklir Irak)
(Baca juga:Kontroversi Snouck Hurgronje, Utusan Kolonial yang Menjadi Syaikul Islam Jawa dan Menguasai 15 Bahasa)
Lebih-lebih ketika kapal perang sedang menghadapi serangan ombak ganas dan tinggi.
Dalam kondisi seperti itu mabuk laut merupakan hal biasa.
Untuk mencegah serangan mabuk laut di kapal-kapal perang biasanya tersedia makanan pencegah mabuk berupa ubi jalar.
Tapi di kapal perang ada satu personel yang tidak boleh mabuk laut alias kebal mabuk dalam situasi apa pun.
Siapa dia? Yup, komandan kapal perang.
Jika komandan kapal perang sampai terserang mabuk laut, komando pengendalian kapal dan navigasi bisa kacau sehingga pelayaran bisa tersesat.
Dalam palayaran di kapal-kapal perang yang membutuhkan waktu lama tak jarang sejumlah awaknya mendapat kenaikkan pangkat.
Upacara kenaikan pangkat pun dilakukan secara unik.
(Baca juga:Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu)
Jika para prajurit TNI di darat ketika mendapat kenaikkan pangkat bisa mendapatkan bingkisan, tapi prajurit TNI AL justru mendapat perlakukan lain.
Dalam kondisi pangkaian seragam lengkap mereka disuruh jongkok dan disemprot air sampai basah kuyup.
Air yang disemprotkan itu merupakan simbol penghargaan mengingat air bersih di kapal perang merupakan barang sangat berharga.
Air yang disemprotkan juga merupakan simbol keakraban dan seklaigus kebanggaan karena para personel TNI AL dipersatukan oleh persaudaraan di laut.
Semua itu sesuai dengan motto dan doktrin yang dianut oleh TNI AL, yaitu “Jalesveva Jayamahe” yang berarti “Di Lautan Kita Berjaya”.
(Baca juga:Rusia Siapkan Pesawat Pengebom Nuklir Blackjack Senilai Rp3,5 Triliun, NATO dan AS pun Langsung Ketar-ketir)