Find Us On Social Media :

Sering Dipakai Gaya-gayaan, ‘Dog Tag’ Sebenarnya Punya Fungsi ‘Sakral’ Bagi Seorang Tentara

By Ade Sulaeman, Jumat, 26 Januari 2018 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com - Pada 5 Oktober 1991 pesawat Hercules TNI AU jatuh di daerah Condet, Jakarta Timur dan menewaskan lebih dari 100 tentara.

Para korban yang tewas umumnya terbakar dan jenazahnya secara fisik sulit dikenali sehingga perlu tes DNA.

Tapi jika semua personel TNI AU yang gugur itu mengenakan dog tag, kalung militer yang berbandol lempengan baja antikarat dan tahan api serta memuat identitas masing-masing personel, upaya untuk mengidentifikasi jenazah pasti lebih mudah.

Identitas dog tag yang dikenakan oleh anggota TNI umumnya memuat nama pemakai, kesatuan, golongan darah, agama, dan tanggal lahir.

(Baca juga: (Foto) Apa Jadinya Jika Para Pemimpin Dunia 'Nyontek' Gaya Rambut ala Pasha 'Ungu'? Inilah Hasilnya)

Namun karena banyak personel TNI AU saat itu tak mengenangkan dog tag berbagai kesulitan pun timbul.

Apalagi para prajurit itu ternyata mendapat pinjaman seragam baru agar tampil gagah dan keren demi memperingati HUT ABRI (TNI).

Tapi nama di seragam ternyata tidak sesuai dengan nama pengguna, sehingga butuh waktu lama untuk mengidentifikasi para jenazah.

Setiap anggota militer yang mengenakan dog tag secara psikologis memang untuk mempersiapkan diri jika seandainya gugur dalam peperangan, identitasnya akan mudah dikenali.

Tapi gara-gara secara psikologis seperti mempersiapkan diri untuk mati itu banyak anggota TNI yang enggan pakai dog tag, kecuali sedang mendapat tugas untuk bertempur.

Dari sejarahnya pemakaian dog tag awalnya digunakan oleh masyarakat AS untuk mengidentifikasi anjing peliharaanya.

Setiap anjing dipasangi kalung di leher yang berisi identitas nama anjing dan nama pemilik serta nomor telepon yang bisa dihubungi.