Find Us On Social Media :

Gara-Gara Pesawat Kepresidenan Kemasukan Orang Gila, Bung Karno Gagal Terbang dari Filipina ke Indonesia

By Moh Habib Asyhad, Senin, 22 Januari 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika terjadi konfrontasi antara Indonesia-Malaysia sekitar tahun 1963, Filipina pun ikut-ikutan tegang.

Bagaimanapun juga, Filipina khawatir jika wilayah Sabah dan Kalimantan Utara diklaim secara sepihak oleh negara federasi Malaysia, maka mereka akan kehilangan sebagian wilayahnya.

Untuk membahas masalah genting itu, pada 30 Juli – 5 Agustus 1963, Presiden Filipina, Mancapagal, berinisiatif menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Tiga Negara yang diikuiti oleh Malaysia, Filipina, dan Indonesia (Maphilindo).

Presiden Soekarno (Bung Karno) pun bersama rombongan bertolak ke Filipina pada Juli 1963 menggunakan pesawat C-140 Jetstar dari Jakarta.

Rombongan yang selalu ikut dan melekat pada Bung Karno adalah sejumlah personel Paspampres yang dipimpin oleh Kolonel Maulwi Saelan.

(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)

(Baca juga: Pengakuan Heboh Pramugari: Selalu Nyalakan Ponsel Saat Penerbangan Karena Sebenarnya Tidak Berbahaya)

Tim Paspampres ini terbagai dua grup, satu grup bersama pesawat kepresidenan dan grup lain naik pesawat Garuda Indonesia dan sudah berangkat terlebih dahulu sebagai tim aju (advance team).

Tugas para Paspampres selain selalu mengawal Bung Karno juga untuk memastikan sama sekali tidak ada ancaman keamanan baik ketika Bung Karno sedang tiba di Filipina maupun saat akan meninggalkannya.

Sewaktu rombongan Bung Karno tiba di Filipina semuanya lancar dan aman.

Tapi ketika rombongan Bung Karno akan pulang keesokan harinya terjadi peristiwa yang cukup membahayakan.

Pihak bandara di Filipina memberi tahu jika pesawat Jet Star dimasuki orang.

Kolonel Maulwi Saelan dan sejumlah personel Paspampres pun segera bergegas menuju pesawat untuk melakukan pemeriksaan.