Penulis
Intisari-Online.com – Akhir 2017 lalu Xiaomi Redmi 5A resmi dikenalkan dengan harga cukup “miring”, yakni hanya Rp 999.000.
Spesifikasinya mencakup layar 5 inci, RAM 2 GB, kamera 13 megapiksel, dan baterai 3.000 mAh.
Situs jual-beli online Lazada bahkan dua kali melakukan flash sale produk tersebut dan selalu ludes dalam hitungan menit.
Saat ini bisa dibilang Redmi 5A menjadi produk langka, sebab stoknya kerap habis di gerai-gerai resmi maupun non-resmi.
BACA JUGA:Agar Tidak Kecewa, Perhatikan 5 Hal Ini Saat Membeli Pakaian Baru, Khususnya Nomor 4
Alhasil harganya pun tak terkontrol, ada yang menjual di kisaran Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta.
Director of Marketing and Communications Erajaya Group, Djatmiko Wardoyo, mengakui adanya permintaan pasar yang sangat tinggi untuk Redmi 5A.
Kendati begitu, ia enggan menyebut kuota stok produk yang disediakan dan perbandingannya dengan permintaan pasar.
Ia hanya sesumbar Erajaya sebagai distributor sekaligus rekanan resmi Xiaomi yang menaungi ritel Mi Store dan Erafone terus berupaya meningkatkan ketersediaan produk.
Sempat pula beredar desas-desus bahwa Erajaya sengaja menahan peredaran produk Redmi 5A agar terjadi kelangkaan dan harganya membludak. Hal ini dibantah pria yang kerap disapa Koko.
“Kami nggak ada strategi seperti itu. Ini murni karena permintaan sangat besar, lebih besar ketimbang ketersediaan barang,” ia menuturkan saat ditemui KompasTekno beberapa saat lalu.
Erafone ikut menaikkan harga
Kenaikan harga Redmi 5A bukan hanya di gerai-gerai non-resmi yang tersebar di berbagai ITC, tetapi juga di situs-situs online, bahkan di gerai Erafone.
Menurut Djatmiko Wardoyo, kenaikan harga itu wajar mengikuti kondisi pasar.
BACA JUGA:Suami Takut Istri, Sang Raja Rimba Hanya Bisa Menunduk Lesu Saat Dimarahi Singa Betina
“Di Erafone sekarang masang harganya Rp 1.199.000, ini mengikuti situasi di pasar juga,” ujarnya.
Kendati begitu, gerai Mi Store tetap mematok harga awal Rp 999.000.
Djatmiko Wardoyo menegaskan Erafone dan Mi Store punya kebijakan yang berbeda meski sama-sama di bawah naungan Erajaya Group.
“Kalau Erafone kan ritel sendiri, sedangkan Mi Store itu bentuk kemitraan kami dengan Xiaomi."
"Harga di Erafone bisa mengikuti situasi pasar, tapi kalau di Mi Store pasti berdasarkan principal (Xiaomi),” ia menjelaskan.
“Bisa saja harga Redmi 5A naik, kalau memang dari Xiaomi-nya menaikkan,” ia melanjutkan.
BACA JUGA:Curahan Hati Seorang Algojo yang Sudah Mengeksekusi Lebih 20 Orang: Pernah Salah Gantung!
(Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judulHarga Pasar Xiaomi Redmi 5A Melonjak, Ini Tanggapan Erajaya)