Find Us On Social Media :

Terkenal Otoriter pada Warganya, China ‘Takluk’ pada Yao Ming Soal Perdagangan Daging Gajah

By Ade Sulaeman, Sabtu, 13 Januari 2018 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com - China termasuk negara yang sudah lama mengizinkan warganya membeli gading gajah (ivory trade) baik untuk keperluan koleksi seni maupun ritual keagamaan.

Sejumlah toko kerajinan yang mengolah gading gajah pun cukup banyak di China dan selama satu tahun ribuan gading gajah di perdagangkan di seantero China.

Akibat permintaan gading gajah yang begitu besar itu gajah-gajah yang berada di habitatnya seperti Afrika dan Asia pun banyak yang jadi korban perburuan gelap.

Selama 40 tahun terakhir jumlah gajah di Afrika yang semula 1,3 juta ekor kini tinggal 350.000 ekor.

(Baca juga: ‘Acar Kelingking’, Persembahan Anggota Yakuza untuk para 'Bapak' Sebagai Tanda Kesetiaan)

Jumlah penurunan populasi gajah begitu mengerikan karena setiap tahun gajah yang mati akibat perburuan gelap mencapai 30.000 ekor.

Keprihatinan akan menurunnya populasi gajah yang salah satunya diakibatkan oleh maraknya perdagangan gading di China itu telah membuat seorang pemain bola basket NBA asal China, Yao Ming, harus turun tangan.

Dengan prestasi dan kepopulerannya sebagai pemain bola basket tingkat dunia, sejak 2006, Yao telah menjadi duta bagi WildAid.

Tujuannya adalah untuk mengkampanyekan larangan mengkomsumsi sop sirip hiu di China dan ternyata berhasil.

Sejak Yao berkampanye, konsumsi sop sirip hiu di China turun hingga 70 persen.

Sukses Yao dalam mengkampanyekan pelarangan konsumsi sirip hiu itu, pada tahun 2012 kemudian dilanjutkan lagi.

Yakni berupa program untuk menghimbau agar warga China tidak membeli gading-gading gajah.