Penulis
Intisari-online.com - Belakangan ini kita dengan mudah melihat angkringan di pinggir jalan yang menjajakan minuman berbasis jahe merah. Biasanya dilabeli dengan “susu jahe merah”.
Tambahannya ada yang pakai telur dan atau madu. Masyarakat sudah lama mengenal khasiat jahe dalam dunia kesehatan.
Khususnya untuk menghangatkan badan. Sejarah menyebut tanaman dengan nama Latin Zingiber officinale (zingiberi, Yunani = tanduk, officina, Latin = digunakan dalam pengobatan) ini berasal dari Asia Tenggara.
Namun peredarannya sudah mendunia sejak 5.000 tahun yang lalu dan ditemukan juga di China, India dan Semenanjung Arab, kepulauan Karibia, hingga Afrika.
BACA JUGA:Mulai Sekarang, Berhentilah Makan Nasi Sisa Kemarin! Ini Alasannya
Bangsa Romawi Kuno diketahui memiliki ketertarikan khusus terhadap jahe. Mereka menggunakan jahe untuk segala keperluan, mulai dari bumbu masakan, bahan pembuat minuman, pengobatan luka, hingga sebagai campuran dalam air bak mandi.
Dalam perkembangan zaman, penggunaan jahe tergantung kebudayaan suatu wilayah. Di Eropa dan India, sensasi pedas yang ditimbulkan membuat daun jahe digunakan sebagai bahan minuman dan bumbu masakan.
Sementara di Indonesia, akar dan rimpang jahe yang banyak digunakan untuk pengobatan. Mulai dari ditumbuk, dijadikan teh, hingga dioleskan untuk penyembuhan, penggunaan akar jahe sangat kental di masyarakat.
Kandungan minyak atsirinya tinggi
Masyarakat kita mengenal tiga macam jahe, yakni jahe merah, jahe emprit, dan jahe gajah. Penamaan ini mengacu ke fisik rimpang jahe. Jahe merah misalnya, memiliki rimpang berwarna hijau kemerah-merahan dengan aroma khas pedas.
Jahe merah banyak dimanfaatkan untuk pembuatan minyak jahe dan bahan obat-obatan. Sementara jahe emprit (emprit adalah nama sejenis burung kecil), biasa pula disebut jahe putih, bentuknya lebih kecil dari jahe merah dan lebih berwarna putih.
BACA JUGA:Tips Manjur Memilih Durian Masak, Ternyata Sangat Mudah! Anda Pasti Bisa Melakukannya!
Bentuknya agak pipih, berserat lembut, dan aromanya kurang tajam dibanding jahe merah. Jahe emprit banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan jamu segar maupun kering, bahan pembuatan minuman, penyedap makanan, rempah-rempah serta cocok untuk ramuan obat-obatan.
Terakhir, jahe gajah tentu memiliki rimpang yang paling besar di antara kedua jahe sebelumnya. Ruas rimpang juga menggembung. Jahe jenis ini biasanya digunakan untuk sayur, masakan, minuman, permen, dan rempah-rempah. Jahe gajah cocok dikonsumsi waktu berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe segar maupun olahan.
Masalahnya, mengapa yang populer akhir-akhir ini jahe merah?
Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibandingkan dengan jahe lainnya, sekitar 2,58 – 2,72% berdasarkan berat kering. Bandingkan dengan jahe gajah yang 0,82 – 1,68% atau jahe emprit berkisar 1,5 – 3,3%.
Minyak atsiri umumnya berwarna kuning sedikit kental dan merupakan senyawa yang memberikan aroma yang khas pada jahe. Minyak atsiri dalam rimpang jahe merah juga mengandung senyawa lainnya seperti zingerberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogaol.
BACA JUGA:Kisah Naif Pria Dengan Organ Intim Terpanjang di Dunia, Bermimpi Taklukkan Industri Film Porno
Inilah yang membuat jahe merah memiliki banyak manfaat. Dari menghangatkan badan, bikin tubuh bugar, sampai meningkatkan gairah seksual.
Ketika diekstrak, jahe merah baik untuk mengobati gejala-gejala gangguan pencernaan seperti ketidaknyamanan di bagian perut (kembung, mulas, dan mual).
Jahe juga dapat meredakan nyeri otot, mengurangi demam, mencegah atau mengobati flu, dan sakit tenggorokan. Nah, untuk menjaga kesehatan, tak ada salahnya mengonsumsi jahe merah secara rutin. (Yds)
BACA JUGA:Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu