Find Us On Social Media :

Bung Karno dan Jokowi, Dua Presiden yang ‘Tak Suka’ Dikawal Padahal Pengamanan Tetap Harus Optimal

By Ade Sulaeman, Sabtu, 6 Januari 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) dan presiden ke tujuh RI Joko Widodo (Jokowi) memiliki kesamaan dalam soal ingin selalu dekat dengan rakyatnya.

Oleh karena itu ketika sedang ingin dekat rakyatnya dalam berbagai kesempatan baik Bung Karno mupun Jokowi menginginkan tidak ada yang menghalanginya termasuk para personel Paspampres yang bertugas mengamankan keselamatan presiden.

Ketika Paspampres pertama kali dibentuk, Bung Karno sempat bingung karena selalu ada sejumlah pengawal yang mengikutinya kemana pun pergi.

Pasalnya selalu ada sejumlah pengawal yang mengawasinya dari area tertentu, bahkan ketika Bung Karno mengunjungi kota tertentu, ia juga merasa aneh karena daerah perbatasan kota juga dijaga.

(Baca juga: (Foto) Kisah Memilukan dari Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest)

Awalnya Bung Karno malah merasa tidak suka terhadap pengawalan yang selalu melekat dan dipimpin oleh Kolonel Mangil itu.

Pasalnya Bung Karno jadi suka ketahuan jika sedang mengunjungi para istrinya secara diam-diam sehingga Mangil malah sering kena marah.

Tapi setelah beberapa kali Bung Karno mengalami usaha percobaan pembunuhhan, dia makin menyadari pentingya para personel Paspampres yang selalu melekat pada diri dan keluarganya.

Ketika Jokowi jadi Presiden RI, awalnya Jokowi juga merasa ‘’terganggu’’ oleh Paspampres karena dirasakan terlalu mengendalikan sepak terjang Jokowi yang ingin selalu dekat rakyatnya.

Presiden Jokowi yang merasa diatur-atur Paspampres menyatakan ‘’tidak suka’’ sehingga sampai mengatakan ‘’Paspampres harus mampu mengamankan saya dalam kegiatan apapun, mereka harus mampu mengikuti cara kerja Presiden. Bukan malah Presiden yang mengikuti cara kerja Paspampres’’.

Akibat teguran Presiden Jokowi yang selalu ingin menyatu dengan rakyatnya dalam semua kegiatan tanpa mendapat halangan itu, Paspampres pun mengubah doktrin cara pengamanannya.

Paspampres harus mampu menyesuaikan diri dengan semua kegiatan Presiden Jokowi, jadi lebih ramah dan merakyat, tanpa mengurangi posedur tetap dalam tata cara pengamanan Presiden RI.