Find Us On Social Media :

Baik Jam Mahal Maupun Murah Sesungguhnya Dibuat Dengan Prinsip Sederhana

By Yoyok Prima Maulana, Kamis, 4 Januari 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com – Waktu adalah uang. Pemeo ini rasanya tidak pernah usang. Tak heran, kalau akhirnya kesadaran akan pentingnya waktu begitu merasuk ke dalam diri tiap manusia. 

Buntutnya, arloji ataupun lonceng diproduksi masal dengan beragam model dan pilihan harga. Namun, sesungguhnya semua jam dibuat dengan prinsip kerja sederhana. 

Bagian mesin yang melakukan gerakan teratur dalam selang waktu yang sama, dihubungkan dengan alat hitungan yang merekam semua jumlah gerakan. Tidak pernah diketahui asal mula jam dengan alat penggerak mekanik. 

Namun peralatan itu diduga pertama kali ditemukan dan digunakan di biara-biara agar genta gereja sebagai alat panggil para biarawan atau biarawati untuk berdoa dapat dibunyikan tepat pada waktunya.

BACA JUGA: Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Memberikan 6 Tanda Ini

Menurut catatan, jam mekanik pertama, masih berukuran besar dengan penggerak mesin  berupa bandul beban dan biasanya dipasang dalam menara, sehingga dikenal sebagai lonceng menara.

Namun mesin ukur waktu pertama itu tidak berdentang, juga tidak memiliki jarum jam atau angka. Sedangkan lonceng yang berdentang setiap jam/pertama kali ditampilkan oleh lonceng Kota Milan tahun 1335.  Juga oleh lonceng di Katedral Salisbury, London, buatan tahun 1386 - yang konon masih dalam kondisi baik. 

Lain lagi dengan lonceng buatan tahun 1389 di Rouen, Prancis, dan yang dibuat untuk Wells Chatedral, Inggris.  Dua lonceng terakhir itu berdentang tiap seperempat jam. Namun sayang, keterlambatan mereka masih ± 30 .menit per hari. 

Baru tahun 1500-an Peter Henlein, tukang kunci dari Numberg, Jerman, memperkenalkan jam “rumahan" yang digerakkan per. 

Jam kecil pertama itu pun, menurut ukuran sekarang, tidaklah cukup kecil. Dengan diameter 10 - 12,5_cm, dan ketebalan 7,5 cm, bayangkanlah besarnya seperti beker kuno. 

Meski hanya memiliki satu jarum, penunjuk jam, dan belum memiliki penutup, jam itu merupakan terobosan pertama sebagai pengukur waktu yang bisa dibawa-bawa. Akhir abad XVI, lonceng mulai dibuat tegak. Di awal abad XVII, mesinnya mulai diberi pembungkus dari kuningan. 

Kemudjan di abad yang sama lonceng semakin diperkaya dengan penutup kaca dan jarum penunjuk menit.  Tidak hanya itu, mulai tahun 1656 diperkenalkan pula lonceng dengan pemberat dan pendulum bertali pendek yang dikemas dalam kotak kayu dan bisa digantung di dinding. 

Dengan munculnya pendulum panjang sebagai penunjuk detik, lalu dimasukkannya sekaligus pendulum dan beban pemberatnya dalam kotak, lahirlah lonceng ding-dong, atau grandfather's clock, dengan pendulum sebagai alat pengukur waktu yang andal.