Intisari-Online.com - Kadang sesuatu membuat seseorang khawatir dan resah yang kadarnya melebihi orang lain.
Bagi yang sering mengalami masalah atau mengalami hal yang menimbulkan kecemasan, kabar baiknya adalah mungkin ia juga memiliki kapasitas kreativitas yang tinggi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara kreatif jenius dan kecemasan lebih dekat daripada yang mungkin terpikirkan.
Dilansir dari brightside.me, periset di King's College London menemukan bahwa orang yang sering khawatir memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi di bagian otak yang mengendalikan mode panik.
Hal itu berarti bahwa mereka menuju ke mode panik lebih cepat daripada kebanyakan orang.
Karena perbedaan kunci neurologis ini, orang yang sering khawatir juga memiliki imajinasi yang sangat aktif, yang hanya memperparah mode panik.
Intinya, imajinasi yang terlalu aktif (sifat penting bagi orang-orang jenius yang kreatif) dan perilaku mengkhawatirkan kuat tidak hanya terkait erat, tapi juga saling mendorong dalam siklus kreatif tanpa henti dari siksaan dan kecerdikan.
(khawatir + imajinasi = jenius kreatif)
Proses untuk menempatkan diri kita di dalam sebuah masalah benar-benar diperlukan.
Mungkin orang-orang yang terlalu banyak khawatir terdengar menyedihkan.
Namun, tanpa orang-orang yang khawatir, penemuan-penemuan yang kita butuhkan juga tidak akan tercipta.
Jika Alexander Fleming tidak khawatir dengan infeksi bakteri, kita mungkin masih hidup di dunia tanpa antibiotik.
Jadi menjadi overthinker tak selama buruk asalkan kita masih bisa mengendalikannya.
Jadi jika kita berada kegelisahan dan penuh kekhawatiran akan sesuatu, ingatlah bahwa ini juga memiliki manfaat kreatifnya.
Siapa tahu, suatu hari apa yang kita khawatirkan bisa mendorong kita untuk menciptakan sesuatu yang bisa mengubah dunia.