(Video) Skleroderma, Mengubah Tubuh Fabian Menjadi 'Batu' sehingga Ia Tak Bisa Bergerak Bebas

Tatik Ariyani

Penulis

Callan Fabian menderita penyakit yang membuatnya menjadi seperti batu. Sekarang ia tak bisa bergerak bebas.

Intisari-Online.com - Callan Fabian (44) seorang pria Auckland menderita penyakit yang perlahan mengeraskan kulit dan organ dalamnya.

Hal itu mengubah tubuhnya menjadi batu.

Awalnya Fabian adalah seorang pemuda yang sehat dan kuat.

Ia bekerja sebagai tukang batu yang hidup menahan sakitnya, Scleroderma, suatu penyakit yang langka yang belum diketahui penyembuhannya.

BACA JUGA:Di Negara Ini Ada Rumah Sakit Khusus Untuk Unta Yang Pertama di Dunia, Seperti Apa Penampakannya?

Karena kulitnya yang kaku, Fabian tidak bisa duduk tegak dalam waktu yang lama dan borok banyak tersebar di tubuhnya, yang tidak mungkin disembuhkan.

Ia tidak bisa lagi bergerak bebas atau melakukan hal lainnya.

Ia mudah jatuh sakit, namun ia memutuskan untuk tetap menyikapinya secara positif.

Organ dalamnya tidak berfungsi dengan baik dan Fabian tidak akan pulih seperti kondisi sebelumnya.

Fabian tidak memiliki keluarga di Auckland, namun ada beberapa relawan yang menjadi sahabatnya dan membantu merawatnya.

Scleroderma Auckland, badan amal yang membantu penderita penyakit di Selandia Baru, telah menyiapkan halaman Givealittle untuk mendukung Fabian agar bisa mengakses perawatan.

BACA JUGA:Pria 113 Tahun, Seumur Hidup ke Rumah Sakit Hanya 2 Kali, Apa Rahasianya?

Fabian kini memerlukan ambulans untuk pergi ke rumah sakit dikarenakan tubuhnya yang kaku.

Scleroderma tidak menular, menginfeksi, tidak seperti kanker atau ganas dan bukan penyakit turun-temurun.

Tanda dari penyakit ini dimulai dengan peradangan pada kulit, pembengkakan, kulit mengeras seperti plastik.

Setelah itu kulit menjadi kaku dan sulit untuk mencengkeram.

BACA JUGA:Awas Sakit Ginjal! Ini 10 Tanda Tubuh Anda Kekurangan Air Putih

Skleroderma, atau sklerosis sistemik, adalah penyakit jaringan ikat kronis umumnya diklasifikasikan sebagai salah satu penyakit rematik autoimun.

Sekitar 1000 orang di Selandia Baru diyakini menderita penyakit ini.

Meskipun skleroderma tidak bisa disembuhkan, namun banyak gejala dapat diantisipasi dengan pengobatan atau perubahan gaya hidup. (nzherald.co.nz)

BACA JUGA:Sering Insomnia, Tak Bertenaga, dan Sakit Kepala, Bisa Jadi Anda Kurang Mengonsumsi Nutrisi Ini

Artikel Terkait