Penulis
Intisari-Online.com – Masalah keuangan sampai putus cinta biasanya menjadi alasan terbesar seseorang melakukan aksi bunuh diri.
Walau sebenarnya, apapun alasannya, bunuh diri bukanlah jalan yang seharusnya kita pilih untuk menyelesaikan masalah.
Sama seperti kasus di bawah ini.
Perkenalkan, namanya Faye Howard (23).
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Dilansir dari mirror.co.uk, Faye, yang merupakan pacar mantan pemain sepak bola Manchester City, dilaporkan bunuh diri setelah berjuang menghadapi kondiis medisnya.
Sebelum melakukan aksinya, Faye mengirim pesan teks terakhirnya kepada Billy O’Brien, sang mantan pacar.
Ia menuliskan bahwa ia mengalami masalah usus yang membuatnya “merasa malu” dan “merasa seperti beban”.
Setelah menerima pesan itu, O’Brien segera memberi tahu polisi. Sayangnya mereka terlambat.
Faye ditemukan gantung diri di sebuah pohon di Duhham Massey Park dekat Altrincham, Inggris.
Diketahui, pada tahun 2015, Faye bercerita bahwa dia sering menderita migrain dan mulai minum obat. Namun hal ini malah menyebabkan masalah pada ususnya.
Setelah itu, dia sering sakit perut dan mengalami konstipasi (kondisi sulit buang air besar) yang sangat buruk.
Rachel Bunn, kakak Faye, menjelaskan butuh waktu 12 bulan untuk menerima diagnosis. Sayangnya hasil diagnosis itu malah membuat Faye semakin depresi.
Hasil diagnosis mengayatakan Faye menderita Pelvic Floor Dyssynergia (gangguan relaksasi dan koordinasi dasar panggul dan otot perut selama BAB).
(Baca juga:Punya Hobi Boleh Saja, Asal Jangan Seperti Perempuan Ini yang Mencoba Bunuh Diri Setelah Membeli Kucing)
Mengetahui penyakitnya, Faye merasa malu kepada O’Brien dan keluarga meski ia menutupinya.
Masalah ini semakin memburuk ketika teman-teman Feya di tempat kerjanya sering menggodanya tentang kondisinya dan akhirnya dia memutuskan pindah kerja karena malu.
“Faye sangat pandai menutupi perasaannya. Saya tahu dia sedang depresi tapi dia bertindak seolah tidak terjadi apa-apa,” kata Rachel.
Bahkan seminggu sebelum kematiannya, dia pergi berlibur bersama keluarganya ke Siprus.
“Dia terlihat bahagia walau ia terlihat kehilangan berat badan.”
Rest in peace Feya.