Penulis
Intisari-Online.com – Dahulu, ketika Tuhan telah selesai membuat dunia, Dia ingin meninggalkan sebagian keTuhanan-Nya, sebuah janji kepada manusia tentang apa yang ia bisa.
Tuhan mencari tempat untuk menyembunyikan hadiah berharga ini, karena, Dia menjelaskan, apa yang bisa ditemukan orang dengan mudah tidak akan pernah bisa dihargai olehnya.
“Kalau begitu, Tuhan harus menyembunyikan hadiah ini di puncak gunung tertinggi di bumi,” kata salah satu malaikatnya.
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Tuhan menggelengkan kepala, “Tidak, karena manusia suka berpetualangan, maka ia akan segera belajar memanjat puncak gunung tertinggi.”
“Oh, sembunyikan itu, di kedalaman bumi yang paling dalam saja, Tuhan,” kata malaikat lagi.
“Saya kira tidak,” kata Tuhan. “Karena suatu saat manusia akan menemukan bahwa ia bisa menggali bagian terdalam di bumi.”
“Di tengah lautan, Tuhan?”
Tuhan menggelengkan kepalanya, “Saya telah memberi manusia otak. Kau tahu, suatu hari nanti manusia akan belajar membangun kapal dan melintasi samudera terluas.”
“Kalau begitu, Tuhan?” tanya sang malaikat.
(Baca juga:Dulu Orang Melihat Hadi Tjahjanto Sebelah Mata Tapi Tuhan Berkata Lain Lewat Takdirnya)
(Baca juga:Tak Hanya tentang Alam Semesta, Pandangan Einstein tentang Tuhan Juga Lebih Rumit dari Kebanyakan Orang)
Tuhan tersenyum, “Saya akan menyembunyikannya, di mana setiap pria dan wanita dapat menemukannya jika mereka terlihat tulus dan cukup dalam. Saya akan menyembunyikannya di dalam hati mereka.”