Find Us On Social Media :

Terlalu Banyak Musuh, Israel Wajibkan Perempuan Masuk Militer sebagai Operator Tank dan Pilot Pesawat Tempur

By Moh Habib Asyhad, Senin, 11 Desember 2017 | 20:00 WIB

Tentara wanita Israel

Intisari-Online.com - Sebagai negara yang oleh dunia internsional dianggap melakukan penjajahan terhadap warga Arab-Palestina, tentu saja Israel banyak musuh.

Negara-negara Arab dan sejumlah negara lain yang mendukung agar warga Arab Palestina bisa memiliki wilayah merdeka di kawasan Palestina otomatis menjadi musuh Israel dan sewaktu-waktu bisa menimbulkan peperangan.

Sejumlah peperangan antara Israel dan negara-negara Arab sedikitnya pernah terjadi sampai tiga kali.

Pertama Perang Arab-Israel (1948),  kedua Perang Enam Hari (1967), dan ketiga Perang Yom Kippur (1973).

(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

Meskipun dalam tiga kali peperangan itu militer Israel mengklaim sebagai pemenang tapi sesungguhnya peperangan terus berlanjut hingga saat ini.

Dalam kondisi terkini bentuk peperangan yang dihadapi Israel bukan lagi negara lawan negara.

Melainkan pasukan Israel yang kerap menghadapi serangan gerilya dari kelompok-kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, gerilyawan Pembebasan Rakyat Palestina, dan lainnya.

Pada Perang Yom Kippur 1973, militer Israel sebenarnya mengalami kerugian besar dan nyaris kalah karena kurangnya sumber daya manusia.

Demi  mengantisipasi kekurangan sumber daya itu, militer Israel pun mewajibkan para perempuan Israel untuk mengikuti wajib militer.