Penulis
Intisari-Online.com- China berencana menerapkan sistem kredit sosial (secara resmi disebut sebagai Skor Kredit Sosial atau SCS) pada tahun 2020.
Dilansir pada futurism.com, SCS tampaknya relatif sederhana.
Setiap warga negara di China, yang sekarang bertambah 1,3 miliar penduduk, akan dinilai menggunakan skor yang akan menjadi catatan publik dan dapat diakses untuk umum.
Skor ini diperoleh dari perilaku sosial mereka, seperti kebiasaan, rutinitas membayar tagihan, dan interaksi sosial.
Baca Juga:5 Fakta Mengejutkan di Balik Kostum Menyeramkan nan Misterius dari Dokter Wabah Black Death
Skorini akan menunjukkan seberapa kuat seseorang dapat dipercaya dan mendapat peringkat di publik.
Lebih jauh, skor ini mempengaruhi kelayakan mereka terhadap sejumlah layanan (jenis pekerjaan, pegadaian, sekolah anak-anak mereka).
"Layanan" ini tidak dijadwalkan berjalan lancar sampai tahun 2020, namun China telah memulai implementasi SCS secara sukarela menggandeng sejumlah perusahaan swasta.
Perusahaan yang menerapkan SCS termasuk China Rapid Finance, yang merupakan mitra jaringan sosial raksasa Tencent, dan Sesame Credit, anak perusahaan dari perusahaan afiliasi Alibaba Ant Financial Services Group (AFSG).
Baca Juga:6 Makanan Ini Dianggap Mampu Bersihkan Nikotin di Paru-paru
Menurut media lokal, SCS Tencent hadir dengan aplikasi chat QQ-nya, di mana skor individu berada dalam kisaran antara 300 dan 850. Terdapat lima subkategori: koneksi sosial, perilaku konsumsi, keamanan, kekayaan, dan kepatuhan.
Anurag Lal, CEO sekaligus President perusahaan Infinite Convergence tidak menyetujui ide tersebut.
"Bagaimana Anda mendefinisikan perilaku orang pada hari ke hari? Orang melakukan begitu banyak hal yang berbeda karena berbagai alasan, dan jika konteksnya tidak dihargai, hal itu dapat disalahartikan, "katanya.
Skor sosial yang diusulkan China ini melebihi kebijakan negara totaliter, bahkan menjauhkan hak privasi warganya sendiri.
Baca Juga:Mengerikan, Wanita Ini Robek Testis Pacar dengan Gigi. Alasannya Bikin Geleng-geleng