Penulis
Intisari-Online.com - Di tengah kecaman atas pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel, ternyata dikabarkan Arab Saudi pernah mengajukan alternatif kepada Palestina.
Dilaporkan New York Times pada Minggu (3/12/2017), Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman pernah mengajukan proposal kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat berkunjung ke Riyadh pada November.
Dalam proposal yang disebutnya sebagai prakarsa perdamaian Israel dengan Palestina, Arab Saudi mengusulkan wilayah Abu Dis sebagai ibu kota Palestina.
Dengan kata lain, Arab Saudi mengharapkan Palestina mau melepas Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara tersebut.
(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Abu Dis sendiri merupakan kota di Palestina yang berada dekat dengan Jerusalem Timur.
Isi lain dari proposal tersebut menyebutkan, warga Palestina akan mendapat wilayah yang tidak berbatasan dengan Tepi Barat ataupun Jalur Gaza, yang mana mereka hanya akan memiliki kedaulatan tak penuh, sementara mayoritas permukiman Israel akan tetap ada.
Dalam proposal itu juga dijelaskan bahwa pengungsi Palestina dan keturunan mereka yang tinggal di negara lain tidak berhak kembali ke Israel.
Menurut surat kabar itu, yang dilansir Middle East Monitor, Arab Saudi memberi waktu dua bulan kepada Palestina mempertimbangkan tawaran tersebut.
Namun, proposal tersebut langsung mendapat penolakan serta menimbulkan kemarahan warga Palestina dan aktivis yang berkeras bahwa Jerusalem adalah ibu kota mereka.
Sementara pihak Arab Saudi saat akan dikonfirmasi membantah rincian rencana tersebut.
Arab Saudi mengatakan tetap berkomitmen terhadap inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002 yang mencakup negara Palestina pada perbatasan 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
(Agni Vidya Perdana)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Arab Saudi Pernah Usulkan Alternatif Ibu Kota Palestina”
(Baca juga: Yerusalem, Nama Kota Suci yang Bergema di Hati Umat Islam, Kristen, dan Yahudi)