Penulis
Intisari-Online.com - Amsterdam mungkin menjadi kota yang sangat nyentrik karena melegalkan banyak hal tabu seperti penggunaan narkotika dan prostitusi.
Salah satu daerah terkenal di Amsterdam adalah Red Light District yang merupakan jalanan panjang khusus bagi rumah-rumah yang menyediakan kegiatan prostitusi.
Di Amsterdam, pekerja seks komersial merupakan profesi yang diakui pemerintah.
Mereka mendapat perlindungan pekerja dan kewajiban membayar pajak penghasilan, seperti profesi legal yang lain.
Kehidupan di Red Light District ini bisa Anda saksikan dalam versi edukasi di sebuah musium bernama Red Light Secret.
(BACA JUGA :Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(BACA JUGA :Jika Masih Orde Baru, Mustahil Hadi Tjahjanto yang Berasal dari TNI AU Jadi Panglima TNI)
Red Light Secret Museum berada di jantung kawasan Red Light District.
Musium ini pertama kali dibuka pada bulan Desember tahun 2013 sebagai salah satu atraksi yang menarik wisatawan.
Target pengunjung musium ini adalah para wisatawan yang sangat tertarik dan penasaran mengenai aktivitas pekerja seks komersil di Red Light District, namun tidak berniat untuk mengunjunginya karena alasan moral.
Pengunjung musium ini juga dibatasi usianya, hanya yang berusia di atas 18 tahun boleh masuk ke musium.
Pertama kali masuk, Anda akan disambut sebuah ruangan bioskop kecil yang menayangkan film dokumenter mengenai kehidupan sehari-hari wanita sebagai pekerja seks komersil.
Film itu menunjukkan bahwa terlepas dari kesan moral yang buruk, mereka adalah wanita biasa yang mencuci baju, membersihkan rumah, memasak sarapan, dan berinteraksi sosial.
(BACA JUGA :5 Alasan Anda Harus Lakukan Seks di Pagi Hari dan Trik Memaksimalkannya)
Setelah menonton film dokumenter itu, Anda akan diajak masuk ke ruangan yang berisi sejarah singkat mengenai prostitusi di Amsterdam dan contoh busana yang biasa dipakai oleh para pekerja.
Selanjutnya, Anda akan menuju ke lantai dua untuk mengunjungi etalase khas Red Light District.
Para pekerja seks komersil di Amsterdam menawarkan dirinya dari balik jendela kaca besar seperti etalase toko yang bernuansa lampu merah.
Orang-orang bisa melihat dari jalanan dan akan masuk menawar jika merasa tertarik.
Nah, di musium ini ada etalase seperti itu dan Anda boleh duduk atau melihat ke jalanan untuk merasakan seperti apa rasanya dilihat oleh banyak orang dari luar jendela.
Anda juga diperbolehkan berfoto di etalase ini sebagai kenang-kenangan.
Setelah itu, Anda akan diajak ke ruangan selanjutnya yaitu ruang eksekusi berupa kamar tidur, kamar mandi, ruang berdandan dan ruang tamu yang dibuat persis seperti di rumah-rumah yang menawarkan pekerja seks komersial.
Di ruangan ini pengunjung juga boleh berfoto ria sebelum ke ruang selanjutnya yang berisi pengetahuan mengenai selebritas yang terlibat skandal seks.
Di dinding-dindingnya ada poster menceritakan tentang selebritas dan politikus dunia yang terkenal dengan skandal seksnya, misalnya Marilyn Monroe, Tiger Woods hingga Wayne Rooney.
Terakhir dari tur musium ini adalah ruang pengakuan dosa.
Anda akan menemukan banyak sekali memo yang ditempel di tembok berisi cerita pengunjung terkait kehidupan seksual mereka, bahkan Anda juga bisa menulisnya jika Anda mau.
Sepanjang perjalanan di dalam musium, ada beberapa komputer yang bisa Anda gunakan untuk bertanya jika ada hal yang membuat Anda penasaran mengenai profesi ini.
Musium ini buka setiap hari dari jam 11 pagi hingga jam 12 malam.
Untuk masuk, Anda harus membayar Rp 160 ribu per-orang.
(BACA JUGA :Tanda-tanda Pasangan Hanya Memanfaatkan Anda, Salah Satunya Mungkin Sedang Anda Rasakan)
SEJARAH RED LIGHT DISTRICT YANG SEBENARNYA
Awalnya, jalan Old Amsterdam (sekarang dikenal sebagai Red Light District) adalah kawasan yang beragama hingga ketika pusat keagaamaan Katolik berpindah, jalan ini kemudian dikuasai para pelaut yang berlabuh di sini.
Sejak ramai dengan kegiatan perdagangan, Old Amsterdam mulai dikuasai dengan kegiatan hiburan malam.
Kedai, bar, klub malam, dan bisnis prostitusi berkembang dengan sangat cepat dan mulai timbul kekhawatiran pemerintah terhadappraktikeksploitasi wanita.
Sejak tahun 2006, pemerintah memulai project Red Light District untuk melindungi para pekerja seks komersil.
Pemerintah membatasi kegiatan prostitusi dengan mewajibkan tiap rumah prostitusi mendaftarkan para pekerjanya dan tidak lagi menurunkan izin pembangunan rumah prostitusi baru.
Pekerja seks komersial di Red Light District memiliki serikat pekerja dan dilindungi, selain itu juga wajib membayar pajak.
Praktik prostitusi diawasi dengan peraturan yang jelas dan iklim bisnis yang sehat.
Bagi warga Amsterdam, Red Light District bukanlah hal yang tabu, melainkan sebuah upaya untuk menghargai profesi tertua di sini.
Red Light District juga selalu ramai oleh pengunjung, baik yang datang untuk menggunakan jasa pekerja seks komersial maupun hanya melihat-lihat etalase sepanjang jalan Old Amsterdam.
(BACA JUGA :Inilah Wanita Terkaya Indonesia 2017, Hartanya 11 Triliun Rupiah Dan Sangat Menggemari Buku )