Find Us On Social Media :

Hadi Tjahjanto Berada dalam ‘Pulung’ dan Kondisi Politik yang Tepat untuk Menjadi Panglima TNI

By Ade Sulaeman, Selasa, 5 Desember 2017 | 14:30 WIB

Marsekal Hadi Thjajanto dan Presiden Jokowi

Intisari-Online.com - Ketika seorang perwira TNI sudah berpangkat Kolonel maka pangkat berikutnya yang akan diraihnya adalah pangkat perwira tinggi bintang satu.

Pangkat jenderal bintang satu yang di satuan TNI AD disebut sebagai Brigadir Jenderal (Brigjen), di TNI AL disebut Laksamana Pertama (Laksma), dan di TNI AU disebut Marsekal Pertama (Marsma) itu merupakan pangkat yang sebenarnya sulit diraih.

Seorang Kolonel TNI harus memiliki prestasi, tidak memiliki cacat adsministrasi dan kesalahan dalam penugasannya, hubungan serta lobby yang baik dengan para pejabat tinggi TNI jika ingin mendapatkan pangkat bintang satu di pundaknya.

Penentuan seorang perwira TNI berpangkat Kolonel untuk mendapatkan bintang juga masih dilakukan oleh Dewan Kebijakan Tertinggi (Wanjakti) yang terdiri dari para Perwira Tinggi di satuannya sehinggga makin ‘’mempersulit’’ seorang Kolonel TNI untuk meraih pangkat bintang satu.

(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

Demikian sulitnya seorang Kolonel TNI untuk mendapatkan pangkat bintang satu, maka jika Kolonel TNI itu ditanya kapan bisa berpangkat Jenderal, maka jawabannya adalah , ‘’Hanya Tuhan yang tahu’’.

Tapi di zaman Orde Baru, di kalangan ABRI (TNI) waktu itu, bagi perwira TNI atau Polri yang ingin medapatkan pangkat Jenderal sudah tahu rahasia umumnya bahwa mereka harus dekat atau punya relasi dengan ‘’keluarga Cendana’’ atau keluarga besar Pak Soeharto.

Meskipun personel TNI dilarang berpolitik, tapi untuk mendapatkan pangkat Jenderal mulai dari Jenderal Bintang Satu, Bintang Dua, Bintang Tiga, dan Bintang empat, perjuangannya sangat terkait dengan perkembangan politik negara.

Perkembangan politik yang sedang terjadi, seperti di Indonesia akan memunculkan orang-orang penting yang kemudian ternyata bisa menentukan naik pangkatnya seorang perwira TNI menjadi Jenderal.

(Baca juga: Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Calon Panglima TNI yang Selalu Berusaha Keras Mendekatkan TNI pada Rakyat)

Sebagai contoh ketika Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang pada tahun 2010-2011 saat itu masih berpangkat Kolonel dan menjabat sebagai Danlanud Adisumarno, Solo, Jawa Tengah, ternyata bersahabat dengan Walikota Solo saat itu Joko Widodo (Jokowi) yang kemudian menjadi Presiden RI ke-7.

Persahabatan antara Hadi Tjahjanto dan Joko Widodo jelas merupakan suatu ‘’pulung’’ karena sangat berpengaruh ke masa depannya, khususnya bagi Hadi Tjahjanto sendiri.