Find Us On Social Media :

Korut Terus Uji Coba Rudal, Bukti Rusia dan China Masih Terus Jadi Pelindung Setia

By Ade Sulaeman, Jumat, 1 Desember 2017 | 10:00 WIB

Kim Jong Un saat meninjau rudal Hwasong -15

Intisari-Online.com - Pada hari Rabu (29/11/2017) Korut sukses meluncurkan uji rudal balistik Hwasong-15 yang bisa terbang selama 50 menit dan jatuh pada jarak 1000 km di Laut Jepang.

Keberhasilan peluncuran rudal balistik yang makin canggih dan jika daya jelajahnya ditingkatkan bisa menghantam langsung daratan AS dari Korut itu, selain membuat pemimpin Korut Kim Jong Un girang seluruh rakyat Korut juga bangga.

Kim Jong Un merasa girang bukan kepalang mengingat ambisinya untuk mewujudkan Korut sebagai negara produsen nuklir telah terwujud.

Sebaliknya Presiden AS Donald Trump merasa makin berang.

(Baca juga: Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

Pasalnya, Korut yang selama ini telah mendapatkan sanksi ekonomi dari PBB ternyata tidak menghiraukan sangsi itu dan tetap nekat melakukan uji peluncuran rudal balistiknya.

Keberhasilan Korut meluncurkan rudal balistik Hwasong-15 yang jelas mampu membuktikan bahwa Korut masih punya dana untuk menggarap program pembuatan rudal balistik dan juga bom nuklir.

Itu artinya bisa menunjukkan bahwa sangsi ekonomi yang telah dijatuhkan oleh PBB kepada Korut tidak mempan mengingat Rusia dan China ternyata tidak mau menerapkannya.

Pada awal bulan Oktober 2017 lalu Presiden Trump yang mengadakan kunjungan ke sejumlah negara di Asia seperti Jepang, Korsel, China, Filiphina, dan Vietnam, telah berusaha ‘’mengajak’’ pemimpin di negara-negara di Asia untuk memboikot Korut secara ekonomi.

Presiden Trump juga sudah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kesempatan KTT APEC yang digelar di Vietnam.

Target utama Presiden Trump sebenarnya mengajak Rusia dan China untuk sama-sama memboikot Korut sekaligus ‘’minta jaminan’’ kepada kedua negara itu untuk tidak campur tangan jika militer AS terpaksa berperang dengan Korut.