Find Us On Social Media :

Hati-hati! Rasa Lapar Tidak Hanya Membuat Marah Tetapi Juga Mengurangi Prestasi

By Ade Sulaeman, Jumat, 1 Desember 2017 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com – Ketika sedang merasa lapar, kita bawaannya suka tersinggung dan mau marah terus.

Apa ya hubungan antara perut dan otak? Dan bagaimana cara kita mengendalikan diri?

Ada kaitan erat antara rasa lapar dengan amarah. Tak diragukan lagi. Kalau kita lapar, hati jadi kesal.

Pikiran sulit berkonsentrasi, daya tangkap otak juga menurun, dan tak berprestasi. Mengapa itu terjadi?

(Baca juga: Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

“Pada saat kita lapar, terjadi penurunan kadar gula darah atau disebut hipoglikemik. Padahal gula darah adalah pemasok energi bagi sel-sel otak. Kalau kadar glukosa darah rendah, otak kekurangan energi,” jelas dr. Nany Djaya, MS., Sp.GK., dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Atmajaya, Jakarta.

Apabila sel-sel otak kekurangan glukosa, respons dari serotonin juga lambat. Serotonin adalah hormon yang membuat mood menjadi baik.

Serotonin akan diproduksi kalau kadar gula darah dalam kondisi baik.

Sebuah penelitian di University of Cambridge tahun 2012 yang dirilis di jurnal Biological  Psychiatry juga menegaskan hal itu.

Kalau kadar gula darah sangat rendah orang akan merasa mual, pusing, bahkan bisa jatuh pingsan.

Pada kondisi hipoglikemik, serotonin terhambat pengeluarannya sehingga mood memburuk, orang mudah marah.

Untuk meningkatkannya diperlukan makanan yang mempercepat keluarnya serotonin, antara lain cokelat.