Penulis
Intisari-Online.com - ASEAN Para Games 2017 yang berlangsung di Malaysia menjadi kisah manis bagi kontingen Indonesia yang berhasil menyabet gelar juara umum.
Total tim Garuda mengumpulkan 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu.
Selain berhasil meraih gelar juara umum untuk kali kedua, para atlet-atlet kebanggaan Indonesia juga berhasil memecahkan banyak rekor.
Salah satu cabang olahraga yang paling banyak mengumpulkan pundi-pundi emas, berikut memecahkan banyak rekor di ajang ASEAN Para Games 2017 ini adalah atletik.
(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
Total medali yang disumbangkan mencapai 40 medali.
Di antara para atlet yang berhasil menyumbangkan medali dan mematahkan rekor, ada satu nama yang sangat menonjol, yaitu Nur Ferry Pradana.
Bisa dijamin, setelah ajang ASEAN Para Games 2017 ini, nama Ferry akan membuat gentar lawan-lawannya.
Maklum, tidak tanggung-tanggung, Ferry memborong empat medali emas.
Keempat medali tersebut dia persembahkan melalui nomor lari 100 meter, 200 meter, 400 meter dan estafet untuk kelas T47 putra.
Tak sekadar medali, Ferry juga mematahkan rekor di tiga nomor, yaitu nomor lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter kelas T47.
Catatan rekornya adalah: 11,14 detik di nomor 100 meter, 22,47 detik di nomor 200 meter, dan 50,49 detik di nomor 400 meter.
Ferry sendiri mengaku masih tak percaya dirinya bisa meraih pretasi luar biasa itu, apalagi ini adalah ajang internasional pertamanya dan dirinya hanay ditargetkan meraih satu medali emas.
“Medali emas ini untuk negara, keluarga, pelatih dan teman-teman. Terutama keluarga, yang selalu melindungi dan mendidik sehingga saya bisa mandiri,” papar Ferry kepada antaranews.com.
Buktikan Diri Lewat Prestasi
“Ketika masih sekolah dasar, banyak anak-anak yang mengejek saya,” ujar Ferry mengenang masa kecilnya.
Bahkan Ferry mengaku hal tersebut sempat membuatnya malu keluar rumah.
Maklum, Ferry terlahir dengan tangan yang kaku, serta tidak bertumbuh dan berfungsi sempurna.
Namun, pria yang kini berusia 21 tahun tersebut mengaku beruntung karena memiliki keluarga yang mendukungnya sehingga dirinya bisa kuat tak secara mental.
Beranjak dewasa, mental Ferry pun semakin terasah dan kuat.
Apalagi atlet yang lahir pada 7 Desember 1995 tersebut juga selalu bersekolah di sekolah biasa.
Mental Ferry semakin menguat kala dirinya ‘ikut-ikutan’ bergabung dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) pada 2014.
Anak pertama dari dua bersaudara ini kemudian mulai dilirik Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Kalimantan Timur.
Tak lama, dirinya langsung diterjunkan di di Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) di Samarinda, Kalimantan Timur, tahun 2015.
"Di sana saya berhasil mendapatkan tiga medali emas. Kemudian, tahun 2016, saya saya ikut di Pekan Paralimpik Nasional ke-15 di Bandung dan memperoleh satu medali emas beserta dua medali perak," kata tutur Ferry seperti dikutip dari antaranews.com.
Pintu kesuksesan Ferry semakin terbuka saat dirinya masuk ke dalam pemusatan latihan nasional kontingen Indonesia yang akan berkompetisi di ASEAN Para Games ke-9 tahun 2017.
Hasilnya? Seperti yang diceritakan di awal, Ferry berhasil memborong 4 medali emas sekaligus mematahkan 3 rekor.
Berikutnya, ajang Asian Para Games yang akan diikuti 49 negara akan menjadi arena pembuktian ketangguhan fisik dan mental seorang Ferry.
Apalagi, bukan hanya medali emas yang menjadi target ‘buruan’ Ferry, melainkan juga mematahkan rekor.
Bahkan Ferry bertekad dirinya dapat mengikuti ajang Paralimpiade tahun 2020 di Tokyo.
"Saya ingin membuktikan diri melalui prestasi," tegas dia.