Pesawat Pengumpan Logistik US Navy Jatuh, ‘Borok’ Militer AS Terbuka

Ade Sulaeman

Penulis

Pesawat ini memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan logistik kapal induk AS USS Ronald Reagan yang disiapkan untuk ‘mengertak’ Korut.

Intisari-Online.com - Sebuah pesawat transpor logistik C-2 Greyhound milik Angkatan Laut AS (US Navy) jatuh di perairan yang berlokasi di sebelah tenggara Okinawa, Rabu (22/11/2017) dan mengakibatkan 3 awaknya hilang serta 8 awak lainnya bisa diselamatkan oleh tim SAR dari militer Jepang dan AS.

Pesawat Greyhound yang bernasib nahas itu sedang dalam penerbangan rutin menuju kapal induk USS Ronald Reagan dan diperkirakan mengalami masalah teknis.

USS Ronald Reagan merupakan salah satu kapal induk yang sedang berlayar di Laut Pasifik dan menjadi bagian dari kekuatan Armada Ketujuh US Navy di Pasifik yang sedang menjalankan misi untuk “menggertak” Korut.

Pesawat Greyhound yang merupakan pesawat transpor ringan dengan dua mesin berbaling-baling itu memang dirancang untuk berpangkalan di kapal induk seperti USS Ronald Reagan dengan tugas membawa logistik–logistik penting dan sangat dibutuhkan oleh para kru kapal induk.

(Baca juga: Setelah Tahu AURI Punya Pesawat Penghancur, Kapal Induk Belanda Ini pun Kabur dari Papua)

Barang-barang yang biasa diangkut oleh Greyhound untuk kebutuhan darurat misalnya mesin jet tempur dan suku cadang pesawat lainnya, surat-surat dan dokumen penting, tim medis, para teknisi kapal induk, pejabat-pejabat tinggi militer, dan kadang Presiden AS yang akan berkunjung ke kapal induk.

Ada yang unik bagi para penumpang Greyhound yang akan mengunjungi atau mendarat di kapal induk.

Yakni para penumpang duduk menghadap ke belakang agar ketika Greyhound mendarat di geladak kapal induk tidak terjengkang akibat sistem pengereman yang begitu mendadak.

Dengan panjang badan sekitar 17,5 meter Greyhound memang dirancang untuk bisa mendarat dan take off di landasan pendek seperti geladak kapal induk .

Sebagai pesawat transpor Greyhound bisa membawa 26 penumpang atau kargo sebanyak 4.536 kg.

Mengingat peran Greyhound sangat vital bagi kapal induk, khususnya untuk mengangkut barang-barang yang sangat dibutuhkan dalam waktu segera, kehilangan satu Greyhound bisa membuat fungsi kapal induk tidak maksimal.

Kecelakaan yang menimpa Greyhound baik yang jatuh saat di darat maupun di laut sebenarnya merupakan “hal biasa” bagi US Navy.

Apalagi pesawat yang diproduksi pada tahun 1966 ini telah dioperasikan dalam berbagai misi tempur.

(Baca juga: AS Kirim Tiga Kapal Induk, Korut Ancam Luncurkan Nuklir, Tapi Kok Pakai ‘Colek-colek’ Rusia?)

Sejumlah kecelakaan yang pernah terjadi antara lain jatuhnya Greyhound di Teluk Tonkin (1969) dan mengakibatkan 6 awaknya tewas.

Pada 15 Desember 1970 satu Greyhound yang terbang dari kapal induk USS Ranger jatuh setelah take off dan menewaskan 4 awak dan 5 penumpang.

Pada tahun 1971 Greyhound jatuh di Vietnam dan menewaskan 4 awak dan enam penumpangya.

Tahun 1973 satu Greyhound jatuh di laut setelah terbang dari Bandara Internasional Chania, Yunani dan menewaskan 7 awak dan 10 penumpangya.

Setelah tahun 1973 memang baru ada Greyhound yang jatuh di laut pada 22/11/2017 di perairan Okinawa.

Dengan demikian kecelakaan di tengah kegentingan hubungan AS-Korut itu cukup mengejutkan karena bisa mencerminkan “kelemahan” militer AS.

Artikel Terkait