Duh, di Dalam Perut Remaja Ini Terdapat Plastik dan Kayu Seberat 1 Kg. Apa Penyebabnya?

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com – Bagi beberapa dokter mengoperasi perut pasien dan menemukan benda aneh di dalamnya mungkin tidak mengejutkan lagi.

Namun, tetap saja seorang dokter bisa kaget karena menemukan plastik dan kayu seberat satu kilogram dalam perut pasiennya.

Pasien tersebut adalah Arjun Sah, seorang remaja usia 16 tahun asal Punjabi, India.

(Baca juga: Menyeramkan, Bertahun-tahun Hobi Makan Rambut, Inilah yang Ditemukan Dalam Perut Gadis Ini)

Ia datang ke dokter di Rumah Sakit Bathinda di New Delhi karena rasa sakit pada perutnya.

Dilaporkan, remaja tersebut diam-diam kecanduan untuk mengunyah cabikan plastik dan potongan kayu.

Dokter mengeluarkan plastik dari perut Arjun Sah
Dokter memeriksa bagian dalam perut Arjun dengan memasukkan sebuah kamera ke dalam perutnya.

Ia menemukan setumpuk plastik dan kayu dalam perut Arjun yang menyebabkannya kesakitan.

Ternyata, remaja tersebut menderita Pica. Pica adalah kelainan pola makan yang membuat penderitanya memakan pasir, bedak, batu, cat, bahkan kotoran.

Pada kasus Arjun, sebelumnya dokter harus mengoperasinya dua kali untuk mengeluarkan ekstrak plastik dan kayu seberat 300 gram.

Ini adalah operasi ketiga Arjun untuk mengeluarkan ekstrak yang masih tersisa.

(Baca juga: Seekor Penyu Langka Mati, Apa yang Ditemukan dalam Perutnya Dijamin akan Membuat Kita Marah)

Karena, setelah menjalani prosedur endoskopi, dokter masih menemukan benda padat di perutnya.

Operasi itu disaksikan pula oleh kedua orangtua Arjun.

Plastik dan kayu yang dikeluarkan dari perut Arjun Sah.
Ibunya berterima kasih pada dokter karena menyelamatkan hidup putranya.

Namun, dokter memperingatkan bahwa Arjun membutuhkan konseling untuk membantunya membersihkan kebiasannya.

“Setiap kali kami melihatnya makan karet, kami menyuruhnya untuk menghentikannya,” kata ayahnya Gurmeet.

Rupanya, perkataan ayahnya tidak dihiraukan oleh Arjun. Ketika ayahnya tidak melihat, Arjun akan meneruskan makan plastik dan mengigiti kayu.

Lama kelamaan, Arjun menjadi kecanduan akan diet yang tidak umum itu.

Walaupun kebutuhanya akan polimer buatan manusia itu tidak dapat dicerna dan kasar, ia tidak pernah mengeluh pada ayahnya akan masalahnya.

(Baca juga: Bukan di Rahim, Perempuan Tua Ini Justru Mengandung Janin Mati dalam Perutnya Selama 35 Tahun)

“Kami pikir anak ini tumbuh besar dan melakukan kebiasaannya sendiri tetapi itu tidak benar,” tambah Gurmeet.

Kali pertama Arjun mengeluh sakit perut setahun setengah lalu. Kemudian rasa sakitnya semakin meningkat.

Awalnya pergantian dokter jadi membingungkan. Sementara kondisi Arjun memburuk.

Ia kesulitan bernafas dan berhenti makan sama sekali.

Ia dibawa ke rumah sakit setelah kehilangan berat badan hingga 15 kg selama 7 hari.

Dokter di rumah sakit mencurigai ada luka di perutnya.

Ketika mereka melakukan endoskopi, mereka menemukan simpul plastik dan partikel kayu di dalam perutnya.

(Baca juga: Sindrom Auto-Brewery: Penyakit Langka yang Mampu Memasak Bir dalam Perut Penderitanya)

Simpul plastik itu menghalangi ususnya, bahkan air pun tidak bisa melaluinya. Anak ini dibawa kepada kami tepat waktu,” kata Dr. Gagandeep Goyal.

Total benda padat hitam yang dikeluarkan oleh dokter dari perut Arjun seberat 1 kg.

Dilansir dari situs MailOnline, diperlukan 3 kali operasi lagi untuk mengeluarkan ekstrak seberat 700 gram yang masih ada di tubuhnya.

Apa itu Pica?

Pica adalah kelainan pola makan yang digolongkan dengan keinginan makan benda kecil atau tidak ada gizinya.

Benda itu dapat berupa apa saja, mulai dari batu, pasir, cat, bedak bubuk, hingga kotoran.

Biasanya kasus ini terjadi pada orang dengan kesulitan belajar dan selama kehamilan.

Hal ini dapat menyebabkan serangkaian komplikasi serius pada orang yang makan sesuatu yang beracun atau tidak dapat dicerna.

Termasuk keracunan dari bahan yang mengandung racun dan terhalang oleh bagian dari tubuh, seperti yang terjadi pada orang yang makan rambutnya sendiri.

Pica juga dapat mengarah kepada asupan kalori yang berlebihan, tetapi juga kehilangan gizi bila orang itu makan makanan yang tidak ada kandungan gizinya.

Orang tersebut juga akan mengalami kerusakan pada gigi mereka dan terinfeksi parasit.

Artikel Terkait