Find Us On Social Media :

Tidak Takut dan Tidak Panik, Itu Kunci Menolong Penderita Kanker

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 5 November 2017 | 11:30 WIB

Intisari-Online.com - Kita tentu akan terpukul jika mendapati keluarga atau teman dekat didiagnosis dengan penyakit serius seperti kanker.

Rasa takut, khawatir, bahkan marah dapat berkecamuk dalam diri.

Soal ini, kita bisa belajar dari kisah hidup Djap Kie Nam, seorang penyintas kanker yang pada 2009 lalu divonis menderita kanker lambung.

Secara tiba-tiba Djap tidak bisa makan karena apa pun yang masuk ke lambung akan dimuntahkan.

(Baca juga: Uji Aplikasi Pendeteksi Kanker di Gadgetnya, Dokter Ini Justru Menemukan Kanker dalam Tubuhnya)

(Baca juga: Terharu, Perawat Ini Memegang Tangan dan Nyanyikan Lagu untuk Pasien Kanker yang Tengah Sekarat)

Hal ini membuatnya kehilangan bobot tubuh kurang lebih dari tiga kilo dalam seminggu.

Kepanikan jelas menjalari Djap dan keluarganya.

Namun mereka tak berhenti dalam keputus asaan tersebut.

Di tengah rasa khawatir dan ketakutan itu, Suyono, anak Djap berusaha tenang dan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai penyakit ayahnya.

Mereka kemudian direkomendasikan untuk berobat lebih lanjut ke Shanghai atau Singapura setelah bertemu dengan dua dokter di Jakarta.

Keputusan mereka untuk berobat ke Singapura mendatangkan kebaikan.