Mengenang Kejayaan Sriwijaya, Leluhur Toleransi dan Kekuatan Maritim Indonesia

Ade Sulaeman

Penulis

Pelajaran sejarah yang kita dapatkan semasa sekolah mungkin tidak secara mendalam membahas kejayaan Sriwijaya kala itu.

Intisari-Online.com - Indonesia ‘pernah’ berjaya dalam kemaritiman pada masa kerajaan Sriwijaya.

Pelajaran sejarah yang kita dapatkan semasa sekolah mungkin tidak secara mendalam membahas kejayaan Sriwijaya kala itu.

Beberapa nilai yang paling menonjol adalah tentang toleransi, kekuatan maritim, serta perdagangan.

Kini pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya berusaha mengembalikan kekuatan maritim milik Indonesia.

(Baca juga: Sedih, Situs Sriwijaya Banyak “Menghilang”)

"Kami pernah jaya sebagai bangsa pelaut. Kehidupan ekonomi kami sebagian berasal dari sumber daya maritim dan hasil perdagangan laut. Kami berada di tengah pusat gravitasi ekonomi dan politik dunia sebagai titik tumpu dua samudera, Pasifik dan Hindia," ujar Joko Widodo saat menjadi pembicara dalam acara International Maritime Organization (IMO) di gedung IMO, London, pada 20 April 2016.

Senada dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan juga menyoroti kebesaran bangsa Indonesia.

Dikatakan bahwa jalur rempah (masa kejayaan Swriwijaya) itu sudah membuktikan bagaimana Indonesia menggurita.

“Kita harus kompak, kita boleh beda tapi jangan membuat perbedaan-perbedaan yang bisa retak dan tidak bisa disatukan,” ucapnya dalam pembukaan pameran Jalur Rempah yang diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia dengan tema “Kehebatan Maritim Kedatuan Sriwijaya” (3/11/2017).

Luhut juga mengapresiasi diadakannya acara ini sebagai pengingat bahwa Indonesia adalah negara yang besar.

Pameran Jalur Rempah 2017 merupakan kali kedua diadakan untuk menyentak perhatian banyak pihak mengenai sejarah Indonesia di masa lampau.

(Baca juga: Keramik Cina Peninggalan Sriwijaya Ditemukan di Lesung Batu)

Pameran sekilas menceritakan perjalanan kerajaan Sriwijaya dari masa kejayaannya hingga keruntuhannya.

Selama hampir satu bulan, mulai dari tanggal 4 hingga 28 November 2017, pengunjung akan diajak mengenang masa lalu dan belajar dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

(Natalia Mandiriani)

Artikel Terkait