Find Us On Social Media :

Meski Tergolong Uzur, Nyatanya Pesawat Pengebom Nuklir B-1B Lancer Masih Bikin Korut Ketar-ketir

By Ade Sulaeman, Jumat, 3 November 2017 | 11:30 WIB

Pesawat pengebom nuklir USAF B-1B Lancer

Intisari-Online.com - Untuk menakut-nakuti Korea Utara (Korut) yang makin gencar ingin melancarkan serangan nuklir ke daratan AS, militer AS (USAF) secara rutin menerbangkan pesawat pengebom nuklir B-1B ke Semenanjung Korea dengan formasi seolah-olah “akan menyerang Korut”.

Korut kemudian memang dibuat gusar atas kehadiran flight B-1 B bersama-sama para pesawat tempur pengawalnya itu dan reaksi Korut kemudian bisa langsung ditebak, yakni segera melakukan uji peluncuran rudal balistik.

Menanggapi penerbangan provokasi B-1 B Lancer yang kerap bergentayangan di atas Semenanjung Korea itu, Korut sebenarnya tidak perlu gusar.

Pasalnya, pesawat B-1 B Lancer sesungguhya merupakan pesawat pengebom yang nyaris dipensiunkan oleh USAF karena sering mengalami masalah teknis.

(Baca juga: AS yang Sibuk ‘Perang Mulut’ dengan Korut, Korsel yang Kecolongan Data Militer Penting)

Dari sisi umur, B-1 B Lancer juga sudah tua karena merupakan pesawat pengebom nuklir produksi tahun 1973 dan dalam sejarah operasionalnya, B-1 B paling banyak mengalami kecelakaan.

Sejak dioperasionalkan dari tahun 1973 hinggga 2017 lebih dari 7 unit B-1 Lancer telah jatuh tapi karena sistem pengamanan demikian maksimal tak ada satu bom nuklir yang sedang dibawa B-1 B sampai meledak.

Sesuai data yang dimiliki USAF pada Agustus 1984, satu B-1A jatuh saat dilaksanakan latihan terbang kecepatan minimum pada ketinggian rendah dan mengakibatkan tes pilotnya, Doug Benefield tewas serta dua awak lainnya luka-luka.

Bulan September 1987, B-1B dari unit 96th Bomber Wing jatuh saat latihan terbang pada kecepatan rendah, akibatnya enam orang awak yang mengoperasikan B-1B meskipun bisa melontarkan diri tewas.

Mengetahui bahwa kelemahan B-1B terjadi ketika terbang rendah pada kecepatan yang juga rendah, berbagai upaya perbaikan terus dilakukan terhadap B-1B.

Namun hingga tahun 2013 kecelakaan terus saja terjadi sehingga dari sebanyak 100 unit B-1A/B yang diproduksi , minimal tujuh di antaranya telah jatuh.