Find Us On Social Media :

Menyibak Down Sindrome Dari Garis Telapak Tangan

By Yoyok Prima Maulana, Minggu, 5 November 2017 | 18:00 WIB

10 Fakta Unik Mengenai Ramalan Melalui Telapak Tangan (2)

Intisari-online.com -  Secara ilmiah, lipatan atau garis pada telapak tangan membantu tangan untuk menggenggam sesuatu dan peregangan kulit. Selain itu, juga membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan tertentu.

Menurut National Institutes of Health, Maryland, AS, umumnya orang memiliki tiga garis di permukaan telapak tangan, yakni garis perasaan (heart), garis pikiran (head), dan garis hidup (life). Ketiganya memiliki fungsi berbeda.

Garis perasaan, yang terletak di bagian atas telapak tangan misalnya, mencerminkan keadaan, baik fisik maupun emosional. Garis pikiran menunjukkan gaya belajar, komunikasi, dan intelektual. Garis hidup mencerminkan kesehatan fisik, kesejahteraan umum, dan perubahan besar dalam hidup.

Jumlah garis di telapak tangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya genetis dan ras. Akan tetapi, ada beberapa orang yang hanya memiliki satu lipatan, yang biasa disebut simian crease. Laki-laki dua kali lebih mungkin untuk memiliki kondisi tersebut.

BACA JUGA: 

Dalam palmistri dan dunia medis, lipatan simian merupakan garis perasaan dan pikiran yang menyatu membentuk satu garis di sepanjang telapak tangan. Nama simian crease berasal dari kemiripannya dengan palmar crease, sebuah lipatan yang konon ditemukan di telapak tangan primata.

Pada manusia, lipatan ini ditemukan pada orang dengan kelainan genetik down syndrome. Hubungan garis simian dengan down syndrome sudah dikaitkan sejak 1866.

Lipatan ini menjadi satu dari banyak ciri khas dari down syndrome. Lebih dari setengah penyandang down syndrome memiliki lipatan simian, baik pada satu telapak tangan maupun keduanya. Sementara itu, hanya sekitar 1% dari populasi sehat yang memiliki garis simian. Tak hanya itu, garis simian juga sering ditemukan pada penduduk etnis tertentu, terutama di Asia.

Diperkirakan ada sekitar 3% penduduk Asia yang memiliki lipatan itu. Di antaranya, Pygmy (34,7%), Gipsi (14,3%), China (13,0%), dan Korea (11,2%). Sementara, di Eropa sekitar 1%.

Sebetulnya, garis tangan sudah terbentuk pada usia ke-12 minggu kehamilan. Oleh karena itu, kemungkinan bayi mengalami down syndrome dapat diketahui sejak dalam kandungan. Setidaknya, satu dari 691 bayi terlahir dengan kondisi tersebut.

Meski demikian, hasil skrining down syndrome sebelum kelahiran tidak 100% akurat. Seperti yang terjadi pada Moyer. Pasalnya, berdasarkan National Down Syndrome Society, skrining down syndrome ketika hamil hanya memperkirakan kemungkinan janin memiliki kondisi genetik. Kondisi down syndrome hanya dapat diketahui secara akurat melalui tes darah setelah lahir.

BACA JUGA: