Selama Ini Kebiasaan Kita Salah, Luka Bakar Atau Kena Panas Jangan Diberi Pasta Gigi

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Banyak salah kaprah dalam penanganan kesehatan, salah satunya korelasi luka bakar dan pasta gigi.

Intisari-online.com - Niat baik seringkali tak menghasilkan hal baik karena salah dalam melakukannya.

Salah satunya adalah kebiasaan kesehatan sehari-hari yang selama ini kita anggap benar padahal sebenarnya salah.

Berikut adalah beberapa di antaranya.

BACA JUGA:Kisah Nyata: Pemuda Pendiam Ini Nikahi 2 Wanita Sekaligus Dalam Satu Resepsi, Keluarganya Pun Sampai Kaget

A. Luka bakar dan pasta gigi

Luka karena knalpot, tersiram air panas, terkena api, atau tersengat panas lainnya jangan diberi apa pun.

Baik itu pasta gigi, mentega, maupun minyak tanah. Siram saja dengan air mengalir, tapi bukan air dingin.

Jika luka bakarnya cukup berat, bersihkan dengan larutan NaCl 0,9% atau bawa ke dokter.

B. Cacar air tidak boleh mandi?

Jika terserang cacar air, anak boleh dan wajib untuk mandi.

Tidak perlu PK atau sabun antiseptic. Untuk pengobatan juga tidak butuh obat apa pun selain penurun panas.

C. Bayi dan madu

Madu bagus untuk manusia. Tapi jangan diberikan ke bayi yang berumur satu tahun ke bawah.

Sebab akan menimbulkan potensi bahaya botulisme atau keracunan bakteri clostridium botulinum).

BACA JUGA:Tak Bisa Diam dan Gemar Lompat-lompat, Itu Pertanda Anak Anda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi

D. Bayi dan suplemen vitamin

Vitamin yang diperlukan tubuh jumlahnya hanya kecil. Kekurangan vitamin berbahaya, kelebihan vitamin juga berbahaya.

Bayi tidak perlu multivitamin karena lebih bagus vitaminnya didapat secara alami.

Bahkan, menurut penelitian, pemberian multivitamin terlalu dini bisa menyebabkan risiko asma dan alergi pada anak.

E. Susu kecerdasan dan suplemen nafsu makan

Berdasarkan penelitian, tidak ada satu suplemen/ obat apa pun yang bisa meningkatkan nafsu makan.

Begitu pula tidak ada susu yang dapat meningkatkan kecerdasan otak.

BACA JUGA:Kisah Bahu Laweyan, si Pemangsa Pasangan Hidupnya Sendiri

SUMBER: Q&A Smart Parents for Healthy Children, dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed

Artikel Terkait