Find Us On Social Media :

Awalnya Kerap Menjadi Korban Budak Seks, Wanita-Wanita Cantik Ini Bangkit Dan Hancurkan ISIS Di Ragga

By Yoyok Prima Maulana, Selasa, 31 Oktober 2017 | 19:30 WIB

Intisari-online.com - Ribuan petempur wanita Kurdi dengan wajah lelah tapi tetap mencerminkan kecantikan ala wanita Timur Tengah berkumpul di pusat kota Ragga, Suriah demi merayakan kemenangan perang melawan militan ISIS.

Sebagai pasukan wanita yang menjadi motor pasukan Kurdi (Phesmerga) dalam berbagai front pertempuran melawan ISIS, tujuan utama para wanita Kurdi dalam pertempuran adalah untuk membela warga Kurdi dan martabat mereka sendiri sebagai seorang wanita.

‘’Tujuan kami terjun ke medan perang memang ada dua; politik  dan membela martabat kami sebagai perempuan. Kami menginginkan wilayah sendiri yang otonom dan sebagai wanita Kurdi yang selama ini menjadi korban peperangan, kami tidak mau tinggal diam. Kami harus berani melakukan perlawanan," papar salah satu petempur wanita Kurdi, Avril Difram (20), seperti dikutip dari CNN.com (22/10).

BACA JUGA: 

Avril bersama ribuan  pejuang wanita Kurdi lainya telah bergabung dengan Phesmerga sejak usia remaja dan sudah terlibat dalam   berbagai pertempuran sengit.

Ratusan petempur wanita Kurdi telah gugur dalam peperangan melawan militan  ISIS, tapi gugurnya para wanita Kurdi dalam peperangan itu justru menjadi penyemangat bagi para rekan lainnya.

Pada awalnya ketika pasukan ISIS masih berjaya banyak wanita Kurdi ditangkap dan dijadikan budak seks tapi bangkitnya perlawanan dari petempur wanita Kurdi justru membuat pasukan ISIS kebingungan ketika harus berperang melawan kombatan wanita.

Hingga saat ini kekuatan petempur wanita Kurdi yang berjumlah sekitar 10.000 orang telah menjadi pasukan tempur yang terlatih bagi suku Kurdi yang sedang memperjuangkan sebuah negara merdeka.

Tapi keinginan suku Kurdi untuk memiliki negara merdeka itu selalu ditentang oleh Irak dan Turki karena wilayah suku Kurdi berada di antara perbatasan Irak-Turki.

Kehadiran ISIS sebenarnya memberikan keuntungan bagi suku Kurdi karena pasukan Kurdi malah bisa bersatu dengan pasukan Irak untuk sama-sama menggempur ISIS.

Pasukan Kurdi yang kondisinya makin mapan juga terus mendapat bantuan senjata dari AS sehingga bisa memiliki kendaraan tempur lapis baja.

Hingga saat ini pasukan Kurdi termasuk ribuan pasukan wanita Kurdi masih bertempur bersama pasukan AS dan pasukan pemberontakan Suriah untuk membersihkan sisa militan ISIS di Ragga mengingat pemimin tertinggi ISIS, Al-Baghdadi, yang diyakini masih hidup belum berhasil ditangkap.

Namun jika militan  ISIS di Suriah sudah berhasil dibereskan, tampaknya pasukan AS akan mengajak pasukan Kurdi untuk tetap bertempur melawan pasukan pemerintah Suriah yang masih setia kepada Presiden  Bashar al Assad yang  mendapat dukungan militer  dari Rusia serta Iran.