Penulis
Intisari-Online.com -Juni lalu, 2 wanita asal Honolulu, Hawaii, AS, Jennifer Appel dan Natasha Fuiava, serta dua ekor anjing mereka bermaksud berlayar menggunakan kapal layar bermesin dari Hawaii menuju Tahiti.
Pelayaran melintasi Laut Pasifik itu seharusnya berjalan menyenangkan mengingat keduanya sudah terbiasa menggunakan kapal layar berukuran kecil dan bermesin.
Apalagi Jennifer tergolong pelaut yang sudah cukup pengalaman meskipun pengetahuannya tentang mesin kapal terbatas.
Tapi di tengah perjalanan tiba-tiba saja kapal mengalami kerusakan mesin dan upaya Natasha dan Jennifer untuk membetulkan mesin juga tidak mendapatkan hasil.
Akhirnya keduanya hanya bisa pasrah apalagi upaya untuk melakukan komunikasi lewat telepon genggam juga tidak bisa dilakukan mengingat di tengah lautan ternyata tidak ada sinyal.
Untuk sementara baik Jennifer maupun Natasha berusaha tenang karena di dalam kapal masih tersedia makanan kering yang cukup untuk satu tahun dan sejumlah galon air.
Mereka juga berharap ada kapal-kapal lain yang segera lewat sehingga bisa cepat mendapatkan pertolongan.
Tapi harapan keduanya ternyata sirna. Mereka sama sekali tidak bertemu kapal, bahkan kondisi terkatung-katung di tengah lautan itu berlangsung selama 5 bulan.
Kondisi keselamatan keduanya juga makin terancam karena persediaan air makin menipis, apalagi setelah secara tak sengaja Jennifer malah menumpahkan satu galon air.
Selama lima bulan terombang-ambing di tengah lautan Pasifik mereka bahkan sampai dua kali diserang badai dengan tinggi ombak mencapai lebih 7 meter. Badai it sukses menciptakan banjir di kapal dan makin merusakkan mesin.
Yang lebih mengerikan lagi, mereka juga menghadapi dua kali serangan hiu ketika tujuh hiu mengepung kapal dan menghentakan-hentakkan ekornya ke lambug kapal.
Namun keberadaan kapal rusak yang ditumpangi Natasha dan Jennifer akhirnya terdeteksi juga ketika sebuah kapal penangkap ikan Taiwan melintas dan kemudian memberitahu pangkalan US Navy di Guam.
Kapal perang milik US Navy, USS Ashland pun segera mendekat untuk melakukan operasi penyelamatan pada Rabu (25/10) lalu.
“Kami sangat gembira, mereka telah menyelamatkan hidup kami. Mereka juga bangga dan tersenyum menemukan kami dalam kondisi selamat. Padahal saat itu kami seperti sudah kehilagan harapan,” papar Jennifer seperti dikutip TIME.