Penulis
Intisari-Online.com -Sepasang kekasih pasti mengidamkan sebuah hubungan yang menyenangkan. Konflik pasti ada, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Bagi mereka yang berpikiran positif, konflik yang terjadi bisa digunakan untuk membangun relasi yang lebih intim.
Meski begitu, kita juga harus memahami antara konflik yang membanun dan konflik yang menjurus pada sesuatu yang tidak sehat.
(Baca juga:Hati-hati! Inilah 9 Tanda Kita Sudah Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat)
Jika Anda merasa pasangan melakukan kelima hal ini, lebih baik Anda segera mencari pertolongan—bisa jadi Anda sedang mengalami kekerasan emosional.
Sangat pencemburu
Pasangan yang cemburu sering kali terlihat manis, namun jika cemburu yang ditunjukkan berlebihan, Anda wajib waspada.
Ekspresi marah dapat terlihat saat Anda tidak ‘melaporkan’ kepada pasangan tentang hal-hal yang Anda lalui hari itu dan dengan siapa saja.
Berubah sangat cepat
Kritikan tidak pernah luput saat Anda bersama pasangan. Dia sangat sering mengomentari Anda mulai dari pakaian yang Anda kenakan, hingga mungkin cara Anda berjalan.
Setelah kata-kata yang ‘menyakiti’ Anda terlontar dari pasangan, dia akan segera minta maaf dan mengatakan tidak bermaksud menyakiti hati Anda.
Segalanya berubah menjadi argumentasi
Ketika Anda dan pasangan berdiskusi, ia seolah berusaha menguasai pembicaraan. Pendapatnya harus menang dan Anda harus setuju dengannya.
Jika Anda tidak setuju, maka pasangan Anda akan marah.
Anda takut bicara dengannya
Sebenarnya, jika bisa memilih, Anda sebenarnya takut bicara dengan pasangan. Belajar dari pengalaman diskusi yang berakhir perdebatan.
Tetap, pasangan adalah prioritas Anda
Pasangan yang melakukan kekerasan secara emosional umumnya egois dan Anda menempatkannya menjadi prioritas. Seolah-olah Anda tersiksa namun tidak bisa melepaskan diri dan akhirnya menuruti pasangan Anda.
(Baca juga:Sssttt... Begini Trik Mengigit Tubuh Pasangan Anda untuk Seks yang Lebih Panas)
Jika Anda mengalami hal-hal tersebut, lebih baik segera memilih. Jika Anda memilih untuk bertahan dalam relasi itu, hargailah diri Anda, jangan selalu kalah dengan keinginan pasangan Anda.
Berjuanglah dengan keinginan-keinginan Anda sehingga dia juga melihat bahwa Anda memiliki pendirian yang teguh. Mintalah pasangan Anda untuk melakukan terapi yang mungkin akan mengubahnya menjadi manusia yang lebih baik.
Jika pasangan Anda tidak bersedia menjalani terapi dan Anda sudah lelah, waktunya Anda pergi.
Meninggalkan sebuah hubungan memang menyakitkan, namun tak semenyakitkan jika berada dalam sebuah hubungan tanpa kasih.
(Natalia Mandiriani)