Berkebalikan dengan Donald Trump, CIA Sebut Kim Jong-un sebagai Presiden yang Waras

Moh Habib Asyhad

Penulis

Intisari-Online.com -Dalam beberapa kali perang mulut yang terjadi, Presiden AS Donald Trump selalu menegaskan bahwa pemimpin Korut Kim Jong Un sebagai “orang gila yang mau cari mati.”

Di sisi sebaliknya, Pemimpin Korea Utara itu menegaskan bahwa Donald Trump sebagai presiden yang ketika mengancam “seperti anjing menyalak”. Tak hanya itu, Kim Jong-un juga menyebut Trump sebagai sosok yang punya kelainan mental.

(Baca juga:Jika Upaya CIA Mendorong G30S Urung Terjadi, Militer Amerika Sudah Siap Menginvasi)

Tapi baru-baru ini ada pernyataan yang mengejutkan dari para agen CIA yang bertugas memantau perkembangan politik di Korut. Mereka bilang, Kim Jong Un bukan orang gila melainkan “aktor yang sangat rasional”.

“Kim Jong-un bukan seorang gila yang ketika bangun tidur ingin meluncurkan rudal nuklir ke Los Angeles,” ujar Yong Suk Lee, deputi CIA yang khusus bertugas di Korsel, seperti dilansir dari CNN.

“Kim Jong-un merupakan pemimpin yang ingin berkuasa selamanya dan mati dengan tenang di hari tua di tengah rakyat Korut yang terus memujanya,” tambahnya.

Menurut Yong Suk Lee, ketika Kim Jong-un menyerang Donald Trump sebenarnya dia sedang berakting dan akting itu ternyata cukup berhasil sehingga membuat Donald Trump makin kelabakan.

Presiden Donald Trump yang makin frustrasi karena terus saja diancam bahkan menyatakan akan segera melakukan tindakan yang memang harus dilakukan seperti melaksanakan serangan militer.

(Baca juga:Jaksa Ungkap Tindakan Siti Aisyah yang Sebabkan Kematian Kakak Kim Jong-un di Malaysia)

Sedangkan ketika Kim Jong-un meluncurkan rudal balistik hingga melintasi ruang udara Jepang dan melakukan uji coba ledakan bom nuklir, tujuannya adalah agar rakyat Korut makin percaya diri karena bisa melawan musuh dari negara mana pun.

Upaya Kim Jong-un mengajak rakyat Korut agar terus menerus membenci dan menempatkan AS sebagai musuh nomor satu memang terus dilakukan melalui berbagai propaganda.

Bagi warga Korut atau para petinggi Korut yang berani menghalangi semua pogram propaganda Kim terhadap AS akan dianggap sebagai pengkhianat dan langsung dieksekusi.

Sejak Kim Jong-un berkuasa sedikitnya 340 warga Korut telah diekeskusi, termasuk pamannya sendiri Jan Song Thaek.

Namun demikian para petinggi CIA juga mengingatkan kepada Presiden Donald Trump bahwa ulah Kim Jong-un sebenarnya untuk menguji “politik kesabaran” yang selama ini diterapkan AS.

Jika “politik kesabaran” itu sampai goyah, karena karakter Presiden Trump yang suka gusar dan ceplas-ceplos, bentrok senjata Korut-AS bisa saja pecah.

Sialnya pecahnya perang antara Korut-AS sebenarnya merupakan peperangan yang ditunggu-tunggu oleh Kim Jong-un.

(Baca juga:Korea Utara Lagi Gandrung-gandrungnya Uji Coba Bom Hidrogen: Apa sih Bom Hidrogen Itu?)

Pasalnya CIA sendiri sudah menyimpulkan bahwa satu-satunya orang yang menginginkan adanya peperangan di Semenanjung Korea adalah Kim Jong-un sendiri.

“Hanya ada satu pemimpin di dunia ini yang selalu mengiba-iba agar negaranya diperangi dan itu adalah Kim Jong-un sendiri,” papar Yong Suk Lee.

Artikel Terkait