Penulis
Intisari-Online.com—Sebut saja Jessie, ia baru saja putus alias berpisah dengan pacarnya Dito.
Setelah putus, Jessie mengingat kembali, betapa dirinya selalu tertarik dengan tipikal pria bad boy seperti Dito.
Rasanya bad boy merupakan tipikal pria yang penuh karisma, sangat menarik, dan sekalipun tidak terlihat setia, ia dapat dijadikan tempat sandaran.
Begitulah pemikiran Jessie saat itu.
Namun, setiap kali terlibat dengan tipe pria yang disukainya itu, hubungan hanya bertahan selama beberapa bulan, kemudian putus.
Begitulah pola hubungan yang dijalani oleh Jessie di masa mudanya.
Minggu lalu, Jessie bertemu dengan seorang pria di pesta ulang tahun temannya, namanya Perdana.
Ia terlihat sangat membosankan, rapi, dan tidak menantang bagi Jessie.
Memiliki pekerjaan yang mapan, bahkan sangat jauh jika dibandingkan dengan pacar-pacarnya sebelumnya.
Namun anehnya, Jessie tertarik pada Perdana. Ada apa? Apakah tipe pria Jessie sudah berubah?
Melalui laman Psychologytoday.com, Thomas Carlyle, seorang sejarawan dan ahli filsafat menyebutkan bahwa bahkan ketika memilih pemimpin negara pun, kita sering memilih bukan berdasarkan visi ataupun kepemimpinannya.
Namun karena mereka g mampu menunjukkan bahwa dirinya dibutuhkan oleh rakyat banyak.
Hal ini pun, menurut dia, berlaku pula dalam sebuah hubungan.
Kita tidak melulu tertarik dengan tipe orang yang sudah kita tetapkan, namun tertarik pada orang yang dapat memenuhi apa yang benar-benar kita butuhkan saat itu.
Tentu kebutuhan setiap orang mengenai pasangan itu berbeda-beda.
Ada yang membutuhkan cinta, kepastian, rasa aman, atau bahkan ada yang hanya membutuhkan status dan uang.
Pengalaman Jessie mungkin banyak terjadi di antara kita.
Ketika kekecewaan demi kekecewaan datang dalam hubungan yang sebelumnya, kita cenderung mencari hal yang baru untuk memulihkan diri.
Ketika pasangan sebelumnya yang merupakan tipe kita berkebiasaan buruk merokok dan minum, maka selanjutnya kita bisa saja tertarik dengan orang yang sama sekali tidak merokok.
Jessie misalnya, akhirnya keluar dari tipe pria seperti Dito yang tadinya begitu dikaguminya.
Sehingga kini ia tertarik pada Perdana.
Artinya, dalam tahap transisi seperti yang dialami Jessie, kemungkinan perubahan tipe dan kebutuhan dapat terjadi.
Apakah Jessie akan merasakan hal yang berbeda ketika ia mulai tertarik pada orang lain di luar tipenya? Benar, hal itu mungkin saja terjadi.
Namun di saat itulah ia akan belajar untuk melihat sisi dirinya yang lain dan mulai melihat bahwa sebetulnya dirinya juga cocok dengan tipe pria seperti Perdana.
Dari pada kembali jatuh pada pola yang sama seperti sebelumnya dan jelas-jelas tidak berhasil dalam hubungan.
Mengapa tidak belajar menerima tipe yang baru yang siapa tahu bisa saja jauh lebih awet dan langgeng ketimbang tipe sebelumnya?