Intisari-Online.com – Jajanan satu ini, kompyang, terbilang unik dan legendaris. Menurut asal-usulnya, roti kompyang bukan makanan asli Nusantara tapi berasal dari Cina.
Konon, dulu roti ini dibuat untuk ransum tentara karena keras dan tahan lama.
Berbeda dengan kompyang zaman perang dulu, kompyang masa kini sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera sekarang.
(Baca juga: Tanahabang, Solusi Praktis para Jemaah Haji yang Tak Mau Repot Belanja Oleh-oleh Khas Tanah Suci)
Di tangan Ny. Selvy Indrawati, pemilik toko Kompyang Yahud, tekstur roti ini tidak lagi keras tapi lembut dan empuk.
Jajanan khas Tionghoa ini komposisinya sangat sederhana, terdiri atas campuran tepung terigu, garam, gula, dan air.
Meskipun bahannya sederhana, proses pembuatannya membutuhkan ketelatenan luar biasa.
Inilah yang membedakan roti kompyang dengan roti modern yang biasa kita jumpai di pusat-pusat perbelanjaan.
Semua proses pembuatan kompyang dilakukan secara manual. Bahkan, untuk membentuk roti yang bulat pun dilakukan dengan tangan, tidak menggunakan cetakan.
Pertama-tama semua bahan dicampur menjadi adonan. Lalu adonan ini didiamkan dulu sampai mengembang, kemudian dibagi menjadi adonan-adonan kecil, beratnya sekitar 40 g.
Adonan kecil ini selanjutnya didiamkan lagi agar lebih mengembang. Kemudian isian disiapkan.
Isi kompyang ada dua macam. Yang pertama, tumis daging ayam cincang yang dicampur bawang prei, kecap, dan bumbu lain.
Isian kedua berupa rumput laut hitam yang sudah direndam dan dibumbui.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR