Advertorial

Tertangkap Kamera, Gadis Dipaksa Berlutut dan Mendapatkan Perlakuan Tak Manusiawi

Adrie Saputra
Adrie Saputra

Editor

 Sebuah video tentang seorang gadis, yang dipaksa untuk berlutut di parkiran, telah memicu kemarahan dan viral.
Sebuah video tentang seorang gadis, yang dipaksa untuk berlutut di parkiran, telah memicu kemarahan dan viral.

Intisari-Online.com - Sebuah video memperlihatkan seorang gadis yang dipaksa untuk berlutut di parkiran, telah memicu kemarahan netizen dan viral.

Dugaan pelecehan telah dilaporkan kepada polisi dan Kementerian Sosial dan Pengembangan Keluarga (MSF), dan sekarang insiden itu sedangdiselidiki.

Video itu direkam sekitar jam 9 malam pada hari Senin, gadis itu, yang terlihat seperti anak sekolah dasar, terlihat berlutut di sebelah mobil putih di tempat parkir Ikea Tampines.

Seorang lelaki, yang diyakini sebagai ayahnya berdiri di samping seorang wanita, mengarahkan jarinya ke arah gadis itu, lalu mengayunkan lengannya dan menampar wajahnya.

Baca Juga : Terkenal Sadis, Gembong Narkoba El Pacho Ternyata Mohon-mohon untuk Lakukan Ini Kepada Istrinya Sebelum Sidang

Kekuatan tamparan itu membuat kepalanya terhuyung dan dia hampir kehilangan keseimbangannya.

Seorang pejalan kaki yang merekam insiden itu dari jarak jauh mengatakan dia bisa mendengar tamparan itu.

Saat pria itu pergi, gadis itu tetap berlutut.

Dia kemudian berbalik dan memarahinya saat video berakhir.

Baca Juga : Tak Ingin Dengar Tangisan, Seorang Ibu Muda Tega Bunuh Bayinya Hingga Tewas, Kejahatannya Terungkap Lewat Internet

Orang yang mengirim videonya ke portal jurnalisme warga Stomp, berkata, "Saya tidak tahu apa yang membuat pria itu kesal, tetapi dia mengatakan hal-hal seperti, 'Saya cinta kamu, tetapi kamu tidak bisa mengatakan hal-hal semacam ini kepadaku' dan 'Ini bukan lagi tempat ibumu, ini adalah tempatku'."

"Saya tidak yakin apakah wanita dalam video itu adalah ibunya, tapi dia tampak terlalu takut untuk menahannya atau melakukan apa pun."

Orangyang merekam ingin tetap anonim, menambahkan, "Saya berhenti merekam video setelah saya menduga bahwa pria itu telah memperhatikan saya."

"Pria itu pergi setelah menyadari bahwa semakin banyak orang mulai berkumpul."

Baca Juga : Kejam, Bocah Ini Tega Membunuh Ibu Kandungnya Gara-gara Diomeli Setelah Nilai Ujiannya Jelek

"Dia seharusnya tidak mempermalukan putrinya di tempat umum seperti ini dan menakut-nakuti keluarga lain dengan anak kecil."

LAPORAN POLISI

Video ini telah dilihat lebih dari 30.000 kali pada Stomp pada malam kemarin.

Ikea mengkonfirmasi kemarin bahwa insiden itu terjadi di tempat parkirnya dan bahwa telah membuat laporan polisi.

Seorang juru bicara Ikea mengatakan kepada The New Paper, "Dari gambar-gambar dalam video, kami dapat memverifikasi bahwa itu adalah carpark Ikea."

"Insiden ini telah dilaporkan kepada polisi dan kami akan memberikan bantuan yang mereka butuhkan dalam penyelidikan mereka."

Baca Juga : Gempa Kobe, 'Tamparan Keras' yang Mengubah Cara Jepang Menghadapi Bencana Alam

Seorang juru bicara MSF mengatakan kepada TNP semalam bahwa kementerian dan polisi sedang menyelidiki masalah ini.

Angka-angka MSF menunjukkan bahwa mereka menginvestigasi 894 kasus pelecehan anak tahun lalu, 373 diantaranya karena kekerasan fisik.

Pengacara kriminal Ravinderpal Singh mengatakan kepada TNP bahwa tamparan itu dapat dianggap sebagai pelecehan anak.

Dan jika gadis itu dianggap berada dalam bahaya, Layanan Perlindungan Anak MSF bisa turun tangan, terutama jika para pihak dapat diidentifikasi.

Baca Juga : CCTV: Detik-detik Pengantin Baru 'Ditelan Bumi', Saat Ditemukan Mereka Sudah Tak Bernyawa

Psikolog anak Evonne Lek mengatakan jika pelecehan diulang, perilaku seperti itu dapat dianggap sebagai pelecehan fisik dan emosional, yang bisa memiliki dampak pada anak.

Evonne prihatin gadis itu tetap diam selama insiden itu karena itu bisa berarti bahwa "ini telah terjadi sebelumnya dan dia sudah terbiasa".

Mengacu pada komentar online, bahwa itu mungkin kasus orangtua mendisiplinkan anaknya.

Namun Psikolog Dr Carol Balhetchet mengatakan bahwa tidak peduli apapun itu, tidak ada alasan untukmelakukan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan anak. (Adrie P. Saputra)

Artikel Terkait