Intisari-Online.com -Sniper Thomas Plungkell dari 1st Battalion 95th Rifles, Inggris merupakan penembak jitu paling tersohor pada masa Perang Napoleon (1803-1815).
Sebagai prajurit asal Irlandia yang kemudian bergabung dengan tentara Inggris yang sedang bertugas menjaga daerah colonial di Amerika Serikat Selatan (1807) musuk yang harus dihadapi adalah pasukan Spanyol yang sangat terlatih.
Pasukan Spanyol sendiri merupakan bagian dari kekuatan militer Prancis yang saat itu diperintah Napoleon.
Pasukan Inggris 95th, 43rd, dan 52nd Foot kemudian menyatukan diri menjadi Light Brigade untuk menghadapi pasukan Spanyol.
Pasukan Light Brigade yang dipimpin oleh Robert Crauford kemudian melancarkan serangan terhdap pertahanan pasukan Spanyol di Buenos Aires pada 6 Juli 188007 tapi karena kalah kuat, Light Brigade malah terkepung dan dipaksa menyerah.
Pasukan 95th yang terkepung di kawasan St. Dominggo hanya bisa member perlawanan sporadic.
Tapi tembakan yang dilancarkan para sniper-nya, terutama oleh Plunkett banyak memakan korban.
Rekan Plungkett, Harry Smith, memberikan laporan bahwa tembakan jitu Plunkett setidaknya telah menewaskan 20 personel pasukan Spanyol.
Plunkett bahkan menembak mati perwira Spanyol yang muncul sambil membawa bendera putih dan menyarankan pasukan Inggris segera menyerah.
Tapi pada pertempuran yang berlangsung di Peninsula War dan berlokasi di Cacabellos, Galacian Mountains, Plunkett baru menunjukkan aksi snoper yang sesungguhnya.
Saat itu pasukan Inggri dari 1st Battalion, 95th Rifles sedang berusaha melaksanakan regrouping dengan pasukan cadangan, Reserve Division, dan harus melewati jembatan di sepanjang jalan Corunna, Cacabellos.
Gerak mundur pasukan Inggris yang semula disiplin itu menjadi buyar setelah mereka menemukan gudang anggur dan ramai-ramai meminumnya.
Banyak anggota pasukan 95th yang mabuk dan tak bisa diperintah. Pasukan yang mabuk itu bahkan bersikap kasar terhadap Plunkett dan James serta merampas senjatanya.
Tapi komanda 95th Sir Edward Paget ternyata bersikap gentlemen. Ia meminta maaf kepada dua sniperitu dan segera mengembalikan senapannya.
Tak lama setelah insiden mabuk-mabukan itu, pasukan kavaleri Prancis dari 15eme Chasseurs Cheval dan 3eme Hussards, datang menyebur dan membuat pasukan 95th lari menuruni bukit dalam kondisi panic.
Pasukan kavaleri Prancis yang dipmpin oleh komandan muda dan cemerlang, Jenderal Auguste Marie Francois Colbert terus menggempur pasukan Inggris secara masif.
Pasukan Inggris sendiri berusaha keras membentuk perimeter dan kemudian menggempur balik pasukan Prancis yang terus mendesak maju.
Dua pasukan yang bertempur sengit jaraknya menjadi semakin dekat dan Plunkett yang merasa posisi pasukan lawan masuk ke dalam jarak tembaknya mulai bersiap.
Jenderal Colbert yang saat itu sedang memimpin pasukan kavalerinya dan mulai mendekati jembatan menjadi sasaran utama.
Pada jarak sekitar 600 m, Plunkett mengangkat senapan Baker Rifle-nya dan membidik. Tembakan meletus, Jenderal Colbert pun terlempar dari kudanya dan tewas.
Plunkett cepat-cepat mengisi peluru ke senapannya dan membidik lagi kepada seorang prajurit Perancis yang berusaha menolongJenderal Colbert.
(Baca juga:Bunuh Anggota ISIS dari Jarak 3,5 Km, Sniper Kanada Ini Pecahkan Rekor Jarak Membunuh)
Tembakan kedua pun menewaskan si penolong dan sekaligus menunjukkan bahwa tembakan Colbert tidak mengenai sasaran secara kebetulan. Tetapi merupakan tembakan terbidik dan terarah.
Para prajurit Inggris yang menyaksikan aksi tembakan sniper Colbert pun dibuat tercengang. Atas kemampuannya menembak dari jarak jauh itu, Colbert betul-betul merupakan seorang sniper ulung di abad 18.
Akibat Jenderal Colbert gugur, pasukan Perancis pun memutuskan mundur dari medan tempur.