Advertorial
Intisari-Online.com - Saat Anda bepergian dengan pesawat terbang, ada begitu banyak pihak yang sebenarnya terlibat dan turut membantu kelancaran penerbangan Anda.
Mulai dari petugas di bandara hingga awak kabin, mereka punya tugas untuk melayani penumpang dan memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan.
Di antara kru pesawat, ada awak kabin atau pramugari yang pasti akan berdiri menyambut Anda dengan senyum dan sapanya saat kali pertama Anda masuk ke dalam kabin pesawat.
"Selamat datang, kursi nomor berapa?" atau "Saya bantu simpan tasnya di bagasi atas ya" akan jadi hal yang selalu Anda dengar dari mereka.
Baca Juga : 21 Anggota Kemenkeu Jadi Korban Lion Air JT 610, Semua Pegawai Kemenkeu Kenakan 'Baju Duka' Selama 4 Hari
Pramugari juga sering menjadi profesi idaman, sebab seperti yang biasa diketahui, pramugari selalu berpenampilan rapi dan cantik.
Apalagi kabarnya gaji pramugari juga cukup besar.
Namun tahukah Anda bahwa menjadi seorang pramugari berarti mempertaruhkan nyawa mereka setiap penerbangan?
Ya, pramugari adalah kru pesawat yang menyimpan tanggung jawab luar biasa besar di balik seragam kebanggaan mereka dan sapa yang selalu mereka lontarkan.
Selain pilot, pramugari yang berhadapan langsung dengan penumpang harus mengutamakan keselamatan penumpang lebih dulu baru dirinya sendiri.
Hal itu disampaikan oleh Konsultan Pendidikan dan Karier Penerbangan di Pendidikan Staff Penerbangan dan Pramugari (PSPP) Pusat, Ayu Anggraeni.
"Dalam tugasnya, pramugari mengutamakan keamanan dan keselamatan para penumpangnya terlebih dulu, terutama saat keadaan darurat yang sama sekali tidak diinginkan sekalipun," kata Ayu seperti dilansir dari Kompas.com.
Itu sebabnya pramugari selalu memperagakan cara menyelamatkan diri jika pesawat dalam kondisi darurat.
Baca Juga : Selain Putri Ayako, Ini 3 Putri Jepang yang Lepaskan Status Kerajaan Demi Nikahi Pria Biasa
Mereka berharap, penumpang paham dan bisa menyelamatkan diri saat terjadi kecelakaan.
Prosedur penyelamatan akan dilakukan oleh pramugari atau pramugara saat pilot mengonfirmasi adanya keadaan darurat emergency.
Pramugari akan memberikan instruksi penyelamatan kepada penumpang sebagaimana sudah didemonstrasikan sebelum penerbangan dilakukan.
"Setelah terkonfirmasi keadaan emergency dari pilot. Standarnya FA (flight attendant) bertugas memberikan instruksi arahan untuk keselamatan ke penumpang disesuaikan dengan keadaan emergency-nya," ujar Ayu.
Selain memprioritaskan keselamatan penumpang, seorang awak kabin juga bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang selama di dalam pesawat untuk memberikan kesan perjalanan udara yang menyenangkan.
Padahal, berbagai kemungkinan buruk terkait keselamatan penerbangan mungkin saja terjadi.
Perubahan tekanan, cuaca ekstrem, kelalaian manusia (awak maupun penumpang), kerusakan teknis pesawat, semuanya mengancam keselamatan siapa saja yang ada di sebuah penerbangan.
Namun, seorang pramugari harus mampu menenangkan penumpang dan membantu mereka untuk dapat selamat dari keadaan terburuk.
Baca Juga : Foto-foto Terakhir yang Diduga dari Lion Air JT 610 Tersebar, Kemenkominfo: Itu Semua Hoaks!
Meskipun, dirinya sendiri juga sama-sama berada dalam bahaya. Hal-hal tersebut kiranya dapat menggambarkan profesi menjadi seorang awak kabin.
Pekerjaan yang selama ini banyak dipandang menyenangkan, ternyata menyimpan tanggung jawab yang tinggi, hingga bertaruh nyawa.
Perjalanan panjang pun harus mereka tempuh sebelum akhirnya mendapatkan lisensi atau ijin mengudara dari Kementerian di bawah Dinas Perhubungan dan Transportasi Udara.
"Seorang FA melewati tahapan training simulasi di training center lalu melakukan training terbang langsung didampingi oleh FA senior, sampai melaksanakan tes-tes dari mulai materi, psikologi dan kesehatan," ucap Ayu.
Baca Juga : Kesedihan Ilona yang Kerinduannya pada Suami Mungkin Tak Akan Pernah Terobati
Nah kalau Anda selama ini masih mengira menjadi pramugari hanya perlu modal fisik sempurna, Anda jelas salah.
Jika boleh mengutip ucapan salah seorang pramugari Lion Air, Stefani, "saat kami siap terbang, semua yang kami cintai telah kami tinggalkan di ujung landasan".
Sudah terbayang betapa besar tanggung jawab pekerjaan mereka?
Baca Juga : Yakin Suaminya Masih Hidup, Istri Korban Pesawat Lion Air JT 610 Belum Ingin Memasang Bendera Kuning