Dengar suara putrinya
Hari Sabtu keesokannya, dia langsung mencari Lesni. Hans tidak sendiri. Sejumlah keluarga tamu hotel juga sudah berada di lokasi. Mereka juga mencari-cari anggota keluarganya yang terperangkap.
"Dari dalam reruntuhan beton ini semua orang mendengar suara minta tolong. Itu suara Lesni, anakku!" kata Hans.
Suara ini yang menguatkan keyakinan hati Hans bahwa anak gadisnya masih hidup. Suara dari reruntuhan itu terdengar lagi.
"Papa, mama, tolong saya!" serunya.
Hans tidak mampu menahan kesedihannya. Di depan matanya yang hanya berjarak beberapa meter saja, dia tidak sanggup menolong anak.
Ingin rasanya dia singkirkan semua beton yang masih terangkai besi ini jauh-jauh agar bisa memeluk anak gadisnya. Sayangnya material beton dari bangunan 8 lantai ini terlalu kuat untuk ditembusnya.
"Pemilik hotel bilang saya harus bersabar dan dijanjikan menggunakan alat berat untuk mengeluarkan Lesni," ungkap Hans.
Pada hari Minggu keesokan harinya, suara Lesni masih terdengar dari balik timbunan beton.
"Tolong saya, saya orang Palolo," kata Hans menirukan suara anaknya.
Sejak tiga hari terkubur dalam puing beton, suara minta tolong makin mengecil dan melemah.
Setelah itu, tak terdengar lagi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR