Advertorial

Gempa Donggala Sulteng: 83 Personel TNI dan Barang Bantuan Seberat 6.943 Kg Dikirim ke Palu

Adrie Saputra
Moh. Habib Asyhad
Adrie Saputra
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Setidaknya 48 orang telah tewas dan lebih dari 350 orang terluka setelah serangkaian gempa bumi dan tsunami yang mengguncang pulau Sulawesi.
Setidaknya 48 orang telah tewas dan lebih dari 350 orang terluka setelah serangkaian gempa bumi dan tsunami yang mengguncang pulau Sulawesi.

Intisari-Online.com - Setidaknya 48 orang telah tewas dan lebih dari 350 orang terluka setelah serangkaian gempa bumi dan tsunami yang mengguncang pulau Sulawesi di Indonesia, kata pihak berwenang.

Guncangan terbesar - dengan kekuatan 7,5 - terdeteksi80 km di utara Palu, menurut USGS.

Guncangan gempa berkekuatan 7,5 itu "parah" dan kerusakan yang mungkin terjadi setelah gempa dianggap "sedang hingga berat", kata USGS.

Tsunami yang dilokalisasi juga menghantam pantai di kota Palu dan Donggala sebagai akibat gempa, menurut BNPB.

Baca Juga : Anthonius, Petugas ATC yang Korbankan Nyawa Demi Pastikan Pesawat Berhasil Lepas Landas saat Gempa Donggala Mengguncang

Peringatan dini tsunami telah dikeluarkan oleh badan meteorologi Indonesia, tetapi kemudian dicabut setelah badan tersebut memastikan bahwa air telah surut.

Juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho berbagi video di Twitter tentang tsunami yang menghantam pantai di Palu.

Baca Juga : Kronologi Gempa dan Tsunami Donggala, Banyak Jenazah Berserakan di Pantai

"Tsunami tingginya sekitar tiga meter," tulis Nugroho.

Pasukan dari Tentara Nasional Indonesia dikerahkan untuk membantu menangani dampak gempa dan tsunami, menurut BNPB.

Media lokal melaporkan bahwa bandara di Palu akan ditutup hingga Sabtu malam.

Gempa datang sebulan setelah trio gempa bumi melanda beberapa pulau di Pasifik Selatan dan Indonesia, termasuk Lombok, yang masih belum pulih dari dampak gempa bumi 5 Agustus yang menewaskan lebih dari 430 orang.

Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, dua penyebab Tsunami yang terjadi Donggala dan Palu Sulawesi Tengah, dalam konferensi pers, di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Dua penyebabnya ujar Sutopo, ditelusuri setelah BNPB melakukan koordinasi para ahli tsunami dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca Juga : Kondisi Terkini Pascagempa Donggala Sulteng: Jalanan Terbelah dan Rumah Hancur

Ia menerangkan, penyebab pertama karena ada longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200 sampai 300 meter.

Banyak sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Palu dan membawa sedimen lumpur. Lumpur itu diendapkan di dasar laut, namun belum terkonsolidasi dengan kuat. Karenanya, ketika diguncang gempa runtuh dan memicu Tsunami.

"Ketika diguncang genpa 7.4 SR akhirnya runtuh longsor dan membangkitkan tsunami makanya dari video kita bisa lihat ketika Tsunaminya pantai Talise, Tsunami awal akhirnya jernih tidak tinggi tapi kemudian datang dari laut bergelombang dan naiknya juga gelombangnya naik turun airnya kondisinya keruh. Berdasarkan analisis para ahli diperkirakan dipicu oleh longsoran dasar laut di Teluk Palu," kata dia.

Kemudian penyebab kedua adalah, terjadi gempa lokal yang terjadi di bagian luar Teluk Palu. Adapun tinggi Tsunami tidak sebesar akibat longsoran bawah laut.

Lebih lanjut, Sutopo menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan ahli tsunami untuk menganalisa lebih jauh terkait tsunami, yang terjadi tidak hanya karena gempa tetapi karena adanya longsor dasar laut.

Dalam akun Twitter-nya Sutopo juga memberikan informasi bahwa83 personel TNI dan bantuan barang seberat 6.943 Kg dikirim ke Palu menggunakan pesawat Hercules.

Barang yang diangkut antara lain:

1. Tenda Pleton = 3 Unit

2. Velbed = 83 Unit

3. Alat Operasi

4. Genset = 1 Unit

Artikel Terkait